Selasa 14 May 2024 13:41 WIB

PUPR Normalisasi Sungai-Sungai Akibat Banjir Lahar Dingin Marapi

Kementerian PUPR normalisasi sungai yang terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi.

Warga melakukan pencarian korban banjir lahar dingin Gunung Marapi di Manunggal, Tanah Datar, Sumatera Barat. Kementerian PUPR normalisasi sungai yang terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi.
Foto: ANTARA FOTO/Givo Alputra
Warga melakukan pencarian korban banjir lahar dingin Gunung Marapi di Manunggal, Tanah Datar, Sumatera Barat. Kementerian PUPR normalisasi sungai yang terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi.

REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melakukan normalisasi sungai-sungai di beberapa titik yang terdampak bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi, Sumatera Barat.

"Yang kita lakukan ialah menormalisasi Sungai Batang Katiak dengan menurunkan dua alat berat," kata Direktur Air Tanah dan Air Baku Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Dwi Purwantoro di Kabupaten Agam, Selasa (14/5/2024).

Baca Juga

Bahkan, kata dia, untuk mempercepat proses normalisasi sungai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air akan menambah alat berat lima hingga tujuh unit khususnya di Nagari (desa) Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam.

Untuk tahap awal pihaknya terlebih dahulu mengamankan badan sungai agar arus sungai tidak menghantam bagian kanan dan kiri sungai. Dengan skema itu, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air berharap aliran sungai kembali lancar.

Tidak hanya itu, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air juga akan mengecek apakah masih ada atau tidak embung yang terbuat secara alami di bagian atas atau hulu sungai. Sebab, berdasarkan laporan yang diterima pihaknya terdapat embung atau bendungan alami yang tiba-tiba runtuh saat kejadian sehingga menyebabkan banjir bandang lahar dingin di sejumlah wilayah.

"Rencananya Kementerian PUPR menurunkan 20 alat berat untuk menormalisasi sungai," sebut dia.

Dwi memastikan akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pemerintah daerah terkait aliran sungai mana saja yang mesti atau segera dilakukan normalisasi.

"Yang penting kita normalisasi sungai-sungai ini dulu agar air tidak menghantam pemukiman warga," ujarnya.

Selain normalisasi sungai, Kementerian PUPR juga menargetkan perbaikan atau penggantian jembatan-jembatan yang rusak akibat bencana hidrometeorologi tersebut.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement