Selasa 14 May 2024 19:02 WIB

Konferensi Donor Internasional Sepakati Beri Bantuan Senilai Rp 32 Triliun untuk Gaza

Jalur Gaza yang hancur selama tujuh bulan karena ulah Israel.

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil
Pengungsi Palestina pergi dengan membawa barang-barang mereka menyusul perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh tentara Israel, di Rafah, Jalur Gaza selatan, Rabu (7/5/2024).
Foto: EPA
Pengungsi Palestina pergi dengan membawa barang-barang mereka menyusul perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh tentara Israel, di Rafah, Jalur Gaza selatan, Rabu (7/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konferensi Donor Internasional di Kuwait menjanjikan lebih dari 2 miliar dollar atau setara dengan Rp 32 triliun untuk membantu Jalur Gaza yang hancur selama tujuh bulan setelah perang antara Israel dan Hamas.

Konferensi tersebut diselenggarakan oleh Organisasi Amal Islam Internasional (IICO) dan Badan Koordinasi Kemanusiaan PBB (OCHA) dan mengatakan dana tersebut akan disalurkan selama dua tahun dengan kemungkinan diperpanjang, dalam upaya ikut serta dalam mendukung kemanusiaan yang menyelamatkan ribuan jiwa di wilayah Palestina.

Baca Juga

Perjanjian tersebut muncul ketika Israel menyerang Gaza dan pasukan militan di beberapa wilayah  yang dikuasai Hamas, di mana kementerian kesehatan mengatakan jumlah korban tewas dalam perang tersebut telah melebihi 35.000 orang. Lebih dari tujuh bulan setelah perang Israel-Hamas, Sekjen PBB, Antonio Guterres mendesak gencatan senjata kemanusiaan segera, pembebasan semua sandera tanpa syarat dan segera meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang terkepung.

“Tetapi gencatan senjata hanya akan menjadi permulaan. Ini akan menjadi perjalanan panjang untuk meninggalkan kehancuran dan trauma perang ini,” kata Antonio Guterres, Sekjen PBB, dilansir dari GulfNews, Selasa (14/05/2024).

Ketika upaya mediasi yang dilakukan Mesir, Qatar dan AS menuju gencatan senjata memiliki kemungkinan terhenti, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa gencatan senjata dapat dicapai dengan sangat cepat jika Hamas dapat membebaskan sandera yang ditahan di Gaza, sejak serangan 7 Oktober yang memicu konflik.

Militer Israel mengatakan jet-jetnya telah menyerang lebih dari 150 sasaran teror di seluruh Jalur Gaza selama sehari terakhir. Serangan udara Israel menghantam bagian utara, tengah dan selatan Gaza. Di Rafah, kota paling selatan Gaza yang terletak di perbatasan dengan Mesir, rumah sakit Kuwait mengatakan pihaknya telah menerima jenazah 18 syahid dalam serangan Israel selama 24 jam terakhir.

Kementerian Kesehatan di wilayah tersebut mengatakan bahwa setidaknya terdapat 63 orang telah tewas dalam 24 jam terakhir yang menjadikan jumlah korban tewas keseluruhan akibat pemboman dan serangan Israel di Gaza menjadi sedikitnya 35.034 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement