Rabu 15 May 2024 06:46 WIB

Empat Orang Meninggal Saat Unjuk Rasa Kenaikan Harga di Kashmir Pakistan

Pemerintah kemudian menurunkan harga gandum dan tarif listrik akibat demo.

Rep: Lintar Satria/ Red: Gita Amanda
 Pengunjuk rasa di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan memprotes kenaikan harga. (Ilustrasi demo)
Foto: EPA-EFE/AMIRUDIN MUGHAL
Pengunjuk rasa di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan memprotes kenaikan harga. (Ilustrasi demo)

REPUBLIKA.CO.ID, MUZAFFARABAD -- Pengunjuk rasa di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan memprotes kenaikan harga. Empat orang meninggal dunia dalam demonstrasi itu setelah pemerintah sepakat menurunkan tarif listrik dan harga gandum.

Aliansi warga sipil setempat, Awami Action Committee mengatakan mereka membatalkan rencana unjuk rasa di Muzaffarabad, ibu kota wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan. Pernyataan ini disampaikan usai pemerintah menyetujui semua permintaan mereka.

Baca Juga

Unjuk rasa memprotes kenaikan harga pecah Jumat (10/5/2024) dan dengan cepat berubah menjadi kekerasan. Empat orang termasuk seorang petugas polisi tewas dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan yang menggunakan gas air mata dan menembakan peluru tajam. Pihak berwenang mengatakan lebih dari 100 petugas polisi terluka.

Dilansir laman The Associated Press, pada Senin (13/5/2024) malam waktu setempat, kepala pemerintah setempat Chaudhry Anwarul Haq mengatakan ia menurunkan harga gandum dan tarif listrik.

Krisis ekonomi di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan mencerminkan masalah di seluruh negeri. Inflasi bulanan Pakistan mencapai 40 persen tahun lalu dan masih bertahan 17 persen.

Meski Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan pernah dilanda unjuk rasa memprotes kenaikan harga sebelumnya. Tapi demonstrasi kali ini untuk pertama kali warga di wilayah itu turun ke jalan dalam jumlah besar.  

Kashmir terpecah menjadi dua wilayah: wilayah yang kuasai India dan Pakistan. Dua negara itu mengklaim seluruh Kashmir. Dua negara yang memiliki kekuatan nuklir itu sudah berperang tiga kali memperebutkan Kashmir sejak tahun 1947. Di wilayah Kashmir yang dikuasai India, milisi melawan pemerintah India sejak 1989. Pada tahun 2003 dua negara sepakat melakukan gencatan senjata meski kerap terjadi bentrokan-bentrokan kecil.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement