Rabu 15 May 2024 11:28 WIB

Kebijakan Pembatasan Truk Saat Arus Mudik dan Balik Lebaran Diapresiasi Publik

Sebanyak 77,4 persen masyarakat setuju kebijakan Kemenhub terkait pembatasan truk.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kemenhub melarang truk dan kendaraan berat beroperasi selama arus mudik dan balik Lebaran 2024.
Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Kemenhub melarang truk dan kendaraan berat beroperasi selama arus mudik dan balik Lebaran 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei, mayoritas publik puas dengan penyelenggaraan arus mudik dan balik Lebaran 2024. Sejumlah kebijakan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun mendapat apresiasi. Di antaranya soal pembatasan truk saat arus mudik Lebaran.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Indikator, sebanyak 77,4 persen masyarakat setuju truk dibatasi saat mudik arus mudik dan balik Lebaran. "Mayoritas setuju dengan pembatasan truk besar selama arus mudik/balik," kata Bawono, peneliti Indikator, dalam penjelasannya di Jakarta dikutip Rabu (15/5/2024). 

Survei Indikator dilakukan kepada 1.217 responden melalui metode random digit dialing (RDD) pada periode 24-26 April 2024. Target populasi survei adalah warga negara Indonesia berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon, serta mewakili sekitar 83 persen populasi nasional.

Margin of error survei diperkirakan kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, dengan asumsi simple random sampling. Metode wawancara menggunakan telepon oleh pewawancara yang dilatih.

Selama arus mudik dan balik Lebaran pada April lalu, Kemenhub bekerja sama dengan Korlantas Polri membatasi operasional angkutan barang di tol dan nontol. Pembatasan truk dilakukan demi mengantisipasi kepadatan lalu lintas. Kebijakan itu pun berhasil mengurangi kepadatan. 

Kebijakan lain untuk mengurai dan mencegah kemacetan, seperti one way (satu arah), contra flow (lawan arah), dan rekayasa lalu lintas lain. Semua kebijakan itu ternyata mendapat apresiasi publik. Sehingga secara keseluruhan masyarakat puas dengan penyelenggaran mudik tahun ini. 

Selain itu, sebayak 90,4 persen responden puas dengan penyelenggaraan mudik 2024. "Kita temukan 73,9 persen dari seluruh responden merasa sangat puas dan cukup puas, dua kategori ini (yang mudik dan tidak mudik) kita jadikan satu. Tapi kalau kita lebih khusus isolasi mereka yang mudik, kepuasan lebih tinggi 90,4 persen," kata peneliti utama Indikator, Hendro Prasetyo.

Hendro memerinci, 90,4 persen total responden pemudik yang mengaku puas, terdiri dari 32,8 persen menyatakan sangat puas dan 57,6 persen menyatakan cukup puas. Adapun sebanyak 5,6 persen menyatakan kurang puas, 1,7 persen tidak puas sama sekali, dan 2,3 persen tidak menjawab. 

Sedangkan 73,9 persen responden yang mengaku puas terdiri dari 22 persen menyatakan sangat puas, 51,9 persen menyatakan cukup puas, 8 persen kurang puas, dan 3,1 persen tidak puas sama sekali. Adapun ada 15 persen responden tidak menjawab. 

"Artinya orang yang mudik lebih memiliki tingkat kepuasan atau merasa lebih puas dengan penyelenggaraan mudik dibanding mereka yang tidak mudik. Mereka bisa merasakan langsung, bisa merasakan kehangatan bersama keluarganya, suasananya happy," ucap Hendro. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement