Rabu 15 May 2024 19:24 WIB

China Serukan Peningkatan Efisiensi Energi untuk Penuhi Target

Analis mengatakan China tertinggal jauh dari targetnya.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Indira Rezkisari
China telah menetapkan target untuk memangkas intensitas energinya, atau jumlah energi yang digunakan per unit pertumbuhan ekonomi.
Foto: AP Photo/Ng Han Guan
China telah menetapkan target untuk memangkas intensitas energinya, atau jumlah energi yang digunakan per unit pertumbuhan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan perencana negara China telah memerintahkan provinsi-provinsi untuk mengembangkan rencana efisiensi energi bagi entitas-entitas yang menyumbang sekitar 70 persen dari konsumsi dan emisi karbon pada akhir 2025. Seruan ini bertujuan untuk memenuhi target-target yang selama ini tidak tercapai.

Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) mengatakan bahwa rencana tersebut akan mencakup entitas-entitas yang hingga akhir tahun 2025 mengonsumsi setidaknya 5.000 metrik ton setara batubara, turun dari 10 ribu ton yang ditetapkan untuk tahun 2024.

Baca Juga

Menurut sebuah pemberitahuan, terdapat sekitar 20 ribu entitas seperti ini secara nasional dan semuanya akan tercakup dalam inspeksi pada akhir tahun 2025.

Pada tahun 2024, pemerintah ingin agar provinsi-provinsi menginspeksi 60 persen entitas dengan konsumsi tahunan sebesar 10 ribu ton. "Ini tentu saja merupakan upaya untuk mengejar target intensitas energi," ujar Yao Zhe, penasihat kebijakan global Greenpeace Asia Timur di Beijing, seperti dilansir Reuters, Rabu (15/5/2024).

China telah menetapkan target untuk memangkas intensitas energinya, atau jumlah energi yang digunakan per unit pertumbuhan ekonomi, sebesar 2,5 persen pada tahun 2024, setelah gagal mencapai target 2 persen pada tahun lalu.

Namun, menurut Yao, seberapa besar rencana baru ini dapat berkontribusi terhadap target tersebut akan bergantung pada anggaran intensitas energi yang diberikan kepada konsumen berdasarkan hasil audit. Selain itu, peningkatan intensitas energi tidak hanya membutuhkan peningkatan teknis tetapi juga perubahan dalam struktur dasar ekonomi negara tersebut.

"Kebijakan ini mengatasi permasalahan yang pertama, namun lambatnya kemajuan dalam permasalahn yang terakhir inilah yang menghambat peningkatan intensitas energi yang lebih tinggi," ujar Yao.

Para analis mengatakan China tertinggal jauh dari targetnya untuk mengurangi intensitas energi sebesar 13,5 persen dan intensitas karbon sebesar 18 persen antara tahun 2021 dan 2025. Ini adalah target sementara yang mendukung tujuan China untuk menjadi netral karbon pada tahun 2060.

Intensitas energi hanya turun 0,5 persen pada tahun 2023, dan China juga meleset dari target tahun lalu untuk memangkas emisi karbon per unit PDB.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement