REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Selama bertahun-tahun kegiatan seksual para atlet sering menjadi isu yang berkembang di kalangan para peserta Olimpiade. Prancis yang menjadi tuan rumah ajang multi event olahraga itu mulai melakukan terobosan untuk menutup celah adanya tindakan 'nakal' tersebut.
Salah satu langkah yang diambil adalah menyediakan tempat tidur 'anti seks'. Ukuran dan ranjang twin menutup ruang bagi para olahragawan berbeda jenis kelamin untuk tidur bersama, sepanjang kompetisi berlangsung.
Tempat tidur jenis serupa sudah diproduksi pada Olimpiade Tokyo 2020. Selain untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan itu, ada dampak positif untuk lingkungan. Bahannya terbuat dari karton dan dapat didaur ulang.
"Saya berharap upaya (Panitia Olimpiade) Paris 2024 menunjukkan bahwa kam melakukan berbagai hal secara berbeda," kata petugas terkait, Georgina Grenon, yang berperan sebagai Director of Environmental Excellence for the Organizing Committee, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari nypost.com, Rabu (15/5/2024).
Isu seputar seks bebas di kalangan atlet Olimpiade berkembang di media. Beberapa bahkan mengisahkan pengalaman mereka secara langsung. Atlet tenis meja, Matthew Syed mengaku mengalami masa-masa seperti itu pada 1992 di Olimpiade Barcelona.
"Saya lebih sering bercinta dalam dua setengah minggu itu, dibandingkan sisa hidup saja," kata atlet berkebangsaan Inggris ini, dalam wawancara dengan Times of London.
Pada Olimpiade London 2012, cerita serupa terulang. Seorang atlet putra yang tak mau disebutkan namanya, mengaku melakukan aktivitas seks berempat. Ia dan rekannya yang juga laki-laki, bersama dua wanita di Olympic Village. Mirror menuliskan kabar tersebut.
Rupanya, bukan cuma di ranjang yang menjadi tempat para atlet tersebut menyalurkan nafsu. Beredar kabar, terkadang ada kegiatan serupa di kamar mandi. Namun inovasi kondisi dan ukuran ranjang, bisa meminimalisasi kemungkinan yang tidak diharapkan.