Jumat 17 May 2024 00:02 WIB

Wow Keren! Animator Indonesia Ikut Garap Film Kingdom of the Planet of the Apes

Animator Indonesia Sashya Subono ikut menggarap Kingdom of the Planet of the Apes.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Animator asal Indonesia, Sashya Subono Halse, terlibat dalam produksi film Kingdom of the Planet of the Apes sebagai facial motion animator.
Foto: Dok 20th Century Studios
Animator asal Indonesia, Sashya Subono Halse, terlibat dalam produksi film Kingdom of the Planet of the Apes sebagai facial motion animator.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Kingdom of the Planet of the Apes yang disutradarai oleh sineas Wes Ball sedang tayang di bioskop Indonesia. Dalam "menghidupkan" karakter kera dan suasana di film tersebut, tim produksi mengandalkan teknologi performance capture.

Dikutip dari siaran pers yang dirilis 20th Century Studios, tim yang menghadirkan teknologi tersebut dalam film adalah Wētā FX, perusahaan efek visual di Selandia Baru milik pembuat film Peter Jackson. Wētā FX juga telah bekerja pada tiga film sebelumnya di waralaba yang sama.

Baca Juga

Pekerjaan Wētā FX dalam film termasuk "mengubah" aktor manusia menjadi kera secara digital, serta membantu menciptakan dunia yang berlatar beberapa ratus tahun dari film sebelumnya. Dalam tim animator itu, salah satunya adalah animator asal Indonesia bernama Sashya Subono Halse. 

Sashya yang sebelumnya merupakan pengajar di bidang animasi di Indonesia, melanjutkan pendidikannya di Selandia Baru hingga menjadi bagian dari Wētā FX selama lebih dari empat tahun. Animator yang berfokus pada facial motion animation itu pun telah berkontribusi dalam beberapa film ikonik seperti Guardians of the Galaxy Vol 3 (2023) dan Avatar: The Way of Water (2022).

Kerja keras tim animator membuat aspek visual di film Kingdom of the Planet of the Apes tampak sangat mengesankan. Dalam penggarapannya, terdapat banyak tantangan yang dihadapi tim, termasuk penambahan elemen air dalam cerita tersebut.

Dalam sejumlah adegan, para kera memang bersinggungan dengan konflik yang melibatkan banyak air. Visual effect supervisor dalam film, Erik Winquist, menjelaskan bahwa tentunya itu akan mengubah tampilan bulu karakter para kera sehingga menambah pekerjaan di bidang visual. 

Untungnya, Winquist dapat menggabungkan teknologi yang sudah pernah digunakan dalam film lain, Avatar: The Way of Water. Selain itu, teknologi performance capture juga telah digunakan di prekuel film Rise of the Planet of the Apes (2011).

Winquist menjelaskan, pada film terdahulu, tim membawa teknologi itu ke lokasi di bawah sinar matahari, yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Selama berlangsungnya tiga sekuel silam, teknologi yang dipakai semakin maju dan menjadi lebih tangguh.

"Kami kemudian dapat membawanya ke hujan atau salju seiring perkembangan film-film tersebut. Kingdom of the Planet of the Apes memiliki proses yang sama, di mana kami bisa mengangkat teknologi performance capture yang semakin terdepan dan membawanya ke lokasi lebih ekstrem lagi," kata Winquist.

Kingdom of the Planet of the Apes dibintangi oleh Owen Teague, Freya Allan, Kevin Durand, Peter Macon, dan William H Macy, berlatar beberapa dekade setelah masa kepemimpinan Caesar. Sutradara Wes Ball mengatakan, proses produksi film itu memang sangat sulit dari segi teknis dan merupakan pembelajaran besar baginya. "Keterampilan membuat film ini melebihi segala yang pernah saya jalani," kata Ball.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement