REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Ada salah satu negara di Eropa yang telah menggelontorkan dana investasi dalam jumlah besar untuk Arab Saudi. Bahkan negara tersebut menjadi negara kedua terbesar sebagai investor asing di Arab Saudi.
Menteri Investasi Arab Saudi, Khalid Al-Falih menyatakan, Inggris adalah investor asing terbesar kedua di Kerajaan dengan investasi sekitar 16 miliar dolar AS.
Dia menggarisbawahi hubungan mendalam Arab Saudi-Inggris selama sesi panel yang diadakan pada Selasa (14/5/2024) waktu setempat sebagai bagian dari Konferensi Inisiatif Masa Depan Besar di Distrik Keuangan King Abdullah.
Konferensi tersebut mempertemukan Al-Falih dan Menteri Bisnis dan Perdagangan Inggris Lord Dominic Johnson. Al-Falih mengungkapkan, Kerajaan Arab Saudi telah mencatatkan pertumbuhan ekonomi tercepat selama enam tahun terakhir.
"Sektor investasi sangat bergantung pada bank dan usaha ekonomi di bidang keuangan," kata Al-Falih, dilansir Saudi Gazette, Rabu (15/5/2024).
Sementara itu, Menteri Perdagangan Inggris Johnson memuji pencapaian Kerajaan dalam memperluas usaha ekonomi bersama. Dia mengatakan kerja sama ekonomi antara kedua negara akan terus berlanjut selama beberapa dekade mendatang.
Menurut dia, kerja sama ekonomi kedua kerajaan menunjukkan kedalaman hubungan dan kerja sama, seiring dengan keinginan Inggris untuk berpartisipasi dalam pembangunan Arab Saudi.
Selain itu, Menteri Johnson juga memberikan apresiasinya atas perkembangan luar biasa di Kerajaan dan kemudahan akses terhadap investasi di pasar Saudi, seraya menyebutkan peluang luar biasa bagi investor Inggris di Arab Saudi.
Sebagai informasi, dana Investasi Publik Arab Saudi (PIF) menyumbangkan sekitar seperempat dari hampir 124 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.900 triliun pengeluaran dana kekayaan negara di seluruh dunia pada tahun lalu.
Berdasarkan laporan tahunan awal dari pakar industri Global SWF (Sovereign Wealth Funds) menyebut bahwa pembelanjaan PIF sebesar 31,5 miliar dolar AS pada 2023 dibandingkan dengan 123,8 miliar dolar AS untuk semua dana kekayaan negara.
Pada 2023, total pengeluaran yang dikendalikan pemerintah untuk transisi energi, mulai dari hidrogen ramah lingkungan hingga penambangan litium, juga mencapai rekor 25,9 miliar dolar AS. Namun, total pengeluaran dana kekayaan negara tahun lalu adalah 21 persen di bawah 2022.