REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat Gunung Merapi meluncurkan 12 kali guguran lava pada 16 Mei 2024. Terdata juga sejumlah aktivitas kegempaan.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan, belasan kali guguran lava Gunung Merapi mengarah ke barat daya atau ke arah Kali Bebeng. “Jarak luncurnya tercatat maksimum 1.500 meter,” kata Agus, Jumat (17/5/2024).
BPPTKG juga melaporkan Gunung Merapi mengalami lebih dari 100 kali kegempaan. Perinciannya, 70 kali gempa guguran, 63 kali gempa fase banyak, 10 kali gempa vulkanik dangkal, dan dua kali gempa low frequency.
Aktivitas Gunung Merapi dinilai masih terbilang cukup tinggi. Karena itu, BPPTKG tetap mengingatkan potensi bahaya dari Gunung Merapi, yaitu berupa guguran lava dan awan panas guguran (AGP), yang dapat berdampak terhadap sektor selatan-barat daya dan sektor tenggara.
Di sektor selatan-barat daya, area potensi bahaya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Sungai Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer. Adapun area potensi bahaya di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer.
“Sedangkan lontaran material vulkanik, bila terjadi letusan eksplosif, dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak,” kata Agus.
Berdasarkan data pantauan, Agus mengatakan, suplai magma masih berlangsung. Hal tersebut dapat memicu terjadinya awan panas guguran di area potensi bahaya. Karenanya, masyarakat diminta tidak beraktivitas di area potensi bahaya.
Agus juga meminta masyarakat mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran, terutama saat terjadi hujan di area Gunung Merapi. Masyarakat pun diminta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.