Jumat 17 May 2024 12:40 WIB

Warga Badui ''Turun Gunung'' Jalani Upacara Tradisi Seba

Warga adat yang mengikuti upacara tradisi Seba sebanyak 1.500 orang.

Warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten turun gunung untuk menjalani upacara tradisi Seba, (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten turun gunung untuk menjalani upacara tradisi Seba, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, RANGKASBITUNG -- Warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten turun gunung untuk menjalani upacara tradisi Seba bersama bupati setempat di Rangkasbitung, Jumat malam dan Gubernur Banten di Kota Serang, Sabtu (18/5/2024).

"Warga adat yang mengikuti upacara tradisi Seba sebanyak 1.500 orang terdiri atas warga Badui Dalam dan Badui Luar," kata Tetua Adat Badui yang juga Kepala Kanekes Kabupaten Lebak Jaro Saija di Lebak, Jumat (17/5/2024).

Baca Juga

Masyarakat Badui saat ini sudah berkumpul dari 65 kampung sejak pagi dan siap diberangkatkan menggunakan truk terbuka ke alun-alun Rangkasbitung Kabupaten Lebak. Kemungkinan pemberangkatan untuk masyarakat Badui Luar menggunakan puluhan truk pukul 12.00 WIB, sedangkan masyarakat Badui Dalam sudah berangkat pada pukul 03.00 WIB dengan berjalan kaki.

Warga Badui yang akan menghadiri upacara tradisi Seba dengan membawa aneka komoditas pertanian, seperti beras huma, pisang, petai, talas, turubuk tiwu endog, sayuran iris, madu, gula aren hingga penganan ngelaksa.

Komoditas pertanian ladang itu nantinya diserahkan kepada pimpinan kepala daerah dan pejabat sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. "Kami berharap pelaksanaan tradisi Seba 2024 berjalan lancar dan semoga hasil pertanian tahun depan menjadi lebih baik," katanya.

Menurut Jaro, pelaksanaan perayaan upacara tradisi Seba tahun ini dinamakan "Seba Gede" dengan jumlah peserta 1.500 orang. Rangkaian pelaksanaan tradisi Seba itu setelah masyarakat Badui Dalam dan Badui Luar menjalani ritual Kawalu selama tiga bulan dengan berpuasa.

Namun, ibadah puasa masyarakat Badui dilakukan tiga kali pada bulan Kawalu 1, bulan Kawalu 2 dan bulan Kawalu 3. Setelah itu, kata Jaro, masyarakat Badui melaksanakan upacara seren taun atau ngalaksa di rumah tetua kampung dengan menghitung jumlah kepala keluarga menggunakan lidi pohon kaung aren.

Pelaksanaan seren taun itu di masing-masing kampung untuk mengetahui jumlah warga Badui yang tinggal di kampung itu. "Kita hari ini menjalani tradisi adat, yakni Seba dengan Bupati Lebak dan Gubernur Banten," kata Jaro Saija.

Babinsa Desa Kanekes, Kabupaten Lebak Sertu Tatang mengatakan pihaknya melakukan pengamanan di pemukiman masyarakat Badui, karena semua laki-laki mengikuti upacara tradisi Seba di Rangkasbitung dan Kota Serang. "Kami bersama kepolisian menjaga keamanan di 68 kampung di kawasan Badui dengan berjalan kaki," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak Imam Rismahayadin mengatakan masyarakat Badui tiba di alun-alun Rangkasbitung pukul 13.00 WIB dan malamnya dilakukan perayaan tradisi Seba dengan bupati dan pejabat serta dihadiri ribuan wisatawan.

Tujuan upacara Seba secara khusus, antara lain membawa amanat pu'un atau ketua adat, memberikan laporan, menyampaikan harapan, dan menyerahkan hasil bumi. Selama ini Seba Badui menjadi salah satu agenda di Provinsi Banten yang masuk dalam Kharisma "Event Nasional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif".

"Kami berharap pelaksanaan upacara perayaan Seba Badui tahun ini berjalan lancar," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement