Jumat 17 May 2024 14:08 WIB

UKT Mahal, Kuliah Jadi Pendidikan Tersier, dan Kekagetan Jokowi Jebolan S2-S3 yang Rendah

Pernyataan Kemendikbudristek dinilai menciutkan mimpi anak bangsa untuk kuliah.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Video aksi kekerasan terhadap mahasiswa Universitas Sriwijaya yang melakukan aksi untuk memprotes Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang menjadi viral di media sosial, Kamis (3/8).
Foto: Youtube
Video aksi kekerasan terhadap mahasiswa Universitas Sriwijaya yang melakukan aksi untuk memprotes Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang menjadi viral di media sosial, Kamis (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) di sejumlah perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTNBH) dinilai sudah terlalu mahal. Sejumlah protes pun dilancarkan seperti di Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Indonesia, ITB, Universitas Riau dan berbagai kampus lainnya. 

Di tengah protes itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengeluarkan pernyataan mengejutkan bahwa pendidikan tinggi masuk dalam edukasi tersier. Mengapa demikian? karena perguruan tinggi tidak masuk dalam program wajib belajar. 

Baca Juga

Namun, pernyataan itu seperti kontraproduktif dengan statement Presiden Joko Widodo sebelumnya. Presiden pada Januari 2024 lalu  justru mengaku kaget ketika mengetahui rasio penduduk berpendidikan pascasarjana terhadap populasi produktif di Indonesia masih sangat rendah yakni di angka 0,45 persen.

Bahkan, Indonesia tercatat masih kalah dengan negara tetangga seperti Vietnam dan Malaysia. Sedangkan di negara-negara maju sendiri angka rasionya sudah mencapai 9,8 persen.