Universitas Islam Asy-Syafi’iyah Kutuk Israel
Genosida penjajah Israel paska peristiwa 7 Oktober 2023 hingga kini telah menewaskan lebih dari 35.000 jiwa. Lebih dari 17.000 anak-anak dan perempuan menjadi korban.
SAJADA.ID—Sejumlah ormas Islam di Indonesia ramai-ramai mengutuk Israel. Setelah Wahdah Islamiyah, kini giliran dunia kampus yang beraksi. Pada Rabu (15 Mei 2024) Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta bekerja sama dengan Baitul Maqdis Institute menyelenggarakan Seminar Internasional bertajuk: Al-Aqso Simbol Perlawanan dan Identitas Perjuangan Palestina Melawan Imperialisme Zionis Israel.
Bertepatan dengan Peringatan 76 Tahun Nakba Day pada tanggal 15 Mei 1948 yang menandakan penderitaan Bangsa Palestina selama puluhan tahun di bawah penjajahan dan pendudukan Israel pasca deklarasi berdirinya negara ilegal entitas Zionis di bumi Palestina.
Genosida penjajah Israel paska peristiwa 7 Oktober 2023 hingga kini telah menewaskan lebih dari 35.000 jiwa. Lebih dari 17.000 anak-anak dan perempuan menjadi korban. Situasi kemanusiaan di Gaza bertambah buruk dengan langkah Israel menciptakan bencana kelaparan dengan menghalangi arus bantuan masuk dari pintu perbatasan Rafah.
Baca juga: Wahdah Islamiyah Kutuk Israel
Pada akhir-akhir ini, imperialis Israel juga melancarkan operasi darat ke wilayah Rafah yang menjadi tempat berlindung jutaan para pengungsi Palestina. Meski tekanan internasional sangat deras mengutuk kepongahan penjajah, kolonialisme Israel terus melakukan pembantaian terhadap bangsa Palestina. Amerika Serikat dan sekutu Barat-nya yang selama ini mengklaim sebagai kampiun demokrasi dan HAM, justru gagal menghentikan genosida dan terlibat aktif memveto segala resolusi di PBB yang berupaya menghentikan invasi penjajah Zionis.
Malaikat Berlomba Mencatat Amal Orang Ini
Jangan Asal Berhenti Saat Membaca Al-Quran, Perhatikan Tandanya
Merespons situasi genosida yang terus dilancarkan Israel, maka forum yang diinisiasi Universitas Islam Asy-Syafi’iyah ini merekomendasikan 11 poin penting tentang kekejaman Israel.
1. Mengerahkan kekuatan militer terutama oleh negara-negara anggota OKI atau negara-negara lainnya untuk menghadapi Israel. Military Force juga bisa dilakukan dengan pengiriman pasukan melalui mekanisme keputusan PBB. Sebab Israel sudah tidak lagi mematuhi desakan global dan hukum internasional untuk menghentikan genosida terhadap rakyat Gaza.
2. Memboikot produk-produk Israel dan perusahaan lain yang terafiliasi dengan Israel untuk terus diintensifkan baik di negara-negara muslim maupun negara-negara lain yang saat ini memberikan dukungan terhadap Palestina. Gerakan boikot terbukti nyata telah menggoncangkan sendi-sendi ekonomi penjajah dengan banyaknya gerai-gerai mereka yang tutup hingga perusahaan-perusahaan pendukung penjajahan yang mengalami kerugian.
Baca Juga: Israel Caplok Negara Palestina
3., Melakukan tekanan publik lebih intensif terhadap rezim Zionis dan aliansi pendukungnya agar mereka segera menghentikan genosida di Palestina. Hal ini sebagaimana telah ditunjukkan oleh civitas akademika di Amerika, Eropa, Australia dan negara-negara lain termasuk Indonesia. Koalisi besar kampus-kampus dan pusat pendidikan perlu dibangun, bersama dengan kekuatan-kekuatan masyarakat sipil lainnya.
4. Memperkuat politik dan diplomasi untuk memperlemah posisi Israel dan Amerika secara global sehingga tidak ada pilihan kecuali gencatan senjata secara permanen, ditarik mundurnya IOF (Israel Offensive Force), penghentian genosida, dan kemerdekaan Palestina. Dukungan 143 negara anggota PBB terhadap Palestina supaya menjadi anggota tetap PBB (bukan lagi observer) adalah langkah politik-diplomatik yang sangat penting dan perlu ditindak lanjuti di DK PBB.
5. Mendukung penegakan Hukum Internasional sehingga advisory opinion yang sudah dilakukan di mahkamah internasional ICJ meyakinkan PBB untuk memutuskan bahwa Israel benar-benar melakukan okupasi dan genosida. Kemudian, Indonesia dan negara-negara lain perlu memberikan dukungan atas inisiatif penangkapan terhadap Benyamin Netanyahu dan pejabat Israel lainnya yang berada di balik Genosida di Palestina.
Artikel Terkait:
Masjid Al-Aqsha, Tempat Suci Tiga Agama
Agar Berkah, Berikut Ini Doa Masuk dan Keluar Rumah
Dahsyatnya Doa Seorang Pemburu
6. Membangun gerakan literasi tentang perjuangan Palestina dan kejahatan Israel terutama di kampus-kampus dan pusat-pusat pendidikan di Indonesia. Melalui gerakan ini, diharapkan pengetahuan dan kepedulian generasi muda tentang dan terhadap Palestina dan Masjid Al-Aqso sebagai symbol sentral perjuangannya semakin baik, dari aspek sejarah, ideologi dan politik.
7. Memasukkan kurikulum Baitul Maqdis di kampus-kampus dan pondok pesantren di Indonesia, yang memiliki program studi kajian Islam, sejarah, sosial dan politik, hukum, serta program-program studi terkait agar mahasiswa, para pemuda, dan civitas akademika memahami pentingnya arti kiblat pertama bagi umat Islam ini dan terlibat aktif dalam perjuangan pembebasan Palestina.
8. Mengenalkan, mendorong dan memprakarsai berdirinya Pusat Studi Baitul Maqdis atau Baitul Maqdis Corner di universitas-universitas Islam baik negeri maupun swasta di Indonesia sebagai sumbangsih nyata pembumian proyek utama umat Islam dunia: kemerdekaan Palestina dan pembebasan Baitul Maqdis dari segala bentuk penjajahan dan kezaliman.
Baca Juga: Masjid Al-Aqsha Dibangun Setelah 40 Tahun dari Baitullah
9. Mengintegrasikan ilmu Baitul Maqdis ke dalam upaya penyelesaian diplomasi dan militer masalah Palestina dimulai dari tingkat masyarakat sipil hingga pemerintahan di negara-negara Muslim dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan Al-Aqso di forum-forum nasional dan internasional.
10. Menekankan pentingnya koordinasi nasional untuk menggalang kontribusi Masyarakat muslim Indonesia dan ormas Islam Indonesia dalam proses rekonstruksi Gaza paska perang dalam sektor pembangunan rumah ibadah, sektor Pendidikan, dan sektor Kesehatan serta rehabilitasi korban perang.
11. Mendukung inisiatif pembangunan Museum Genosida Bangsa Palestina oleh Zionisme Israel di Indonesia sebagai negeri mayoritas muslim terbesar di dunia, anggota OKI, G-20, Gerakan Non-Blok dan ASEAN yang berpengaruh di dunia internasional
Demikian pernyataan sikap dari forum seminar Universitas Islam Asy-Syafi’iyyah Jakarta. (sajada.id)
Baca Juga: MUI Haramkan Produk Israel dan yang Pro-Israel, Ini Daftarnya
Artikel Terkait: Produk Ini Diduga Berafiliasi dengan Israel
Tempat Bersejarah di Dunia Islam
Ulasan Seputar Buku dan Kitab Klasik
Cerita Abu Nawas dan Humor Lucu