Sabtu 18 May 2024 13:30 WIB

Pesan Nabi Muhammad SAW soal Sikap Fanatik Berlebihan terhadap Sosok

Nabi Muhammad menganjurkan setiap orang untuk saling menolong.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: republika
Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sikap fanatik yang berlebihan sering kali memunculkan berbagai masalah di tengah masyarakat. Terkadang, kefanatikan tersebut mendorong individu atau kelompok untuk menciptakan hal-hal yang tidak memberikan manfaat bagi banyak orang.

Bahkan lebih ironisnya, tindakan tersebut seringkali bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan. Dalam Islam, fanatisme yang berlebihan tidak dibolehkan. Fanatisme yang berlebihan cenderung mengarah pada ketidakstabilan sosial dan ketidakadilan, bahkan bisa menjadi pemicu berbagai bentuk kriminalitas dan permasalahan lainnya.

Baca Juga

Nabi Muhammad SAW telah memperingatkan hal tersebut. Dalam riwayat hadits yang mauquf dan marfu', disebutkan sebagai berikut:

عن عبدِاللهِ بنِ مسعودٍ قال : مَن نصَرَ قومَه على غيرِ الحقِ فهو كالبعيرِ الذي ردَّي ، فهو يُنْزَعُ بذنبِه.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata, "Siapa yang menolong kaumnya bukan di atas kebenaran, maka ia seperti unta yang digiring dengan ditarik ekornya." (HR Abu Daud)

Hadits tersebut juga ada dalam Shahih Al Jami', yang diriwayatkan Abdullah bin Mas'ud. Berikut haditsnya:

- من نصر قومَه على غيرِ الحقِّ ، فهو كالبعيرِ الذي تردَّى ، فهو ينزعُ بذَنَبِه

"Siapapun yang menolong kaumnya bukan di atas kebenaran, ibarat unta yang digiring dengan ditarik ekornya."

Riwayat itu menunjukkan ihwal larangan sikap saling membantu yang ditujukan bukan untuk kebenaran. Hal selain kebenaran yang dimaksud, yaitu kebatilan, kebenaran yang di dalamnya mengandung keraguan, kesombongan, kebodohan, dan fanatisme.

Tapi jika itu dilakukan, termasuk saling menolong di atas fanatisme, maka ibarat unta yang terjatuh lalu ditarik ekornya untuk digiring. Hal inilah yang menyebabkan manusia jatuh ke dalam kehancuran karena di belakangnya terdapat fanatisme.

Hadits tersebut sekaligus memberi pesan tentang nihilnya manfaat fanatisme yang mengakibatkan ketidakadilan, kebatilan dan kebinasaan. Ini juga menjadi teguran atas apa yang sering kali terjadi, yaitu penyerangan terhadap sesuatu padahal dirinya tidak tahu apa-apa kecuali fanatismenya sendiri.

Allah SWT berfirman, "...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (QS Al Maidah ayat 2)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement