REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pertimbangan (Wantim) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar DKI Jakarta merekomendasikan Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar (Bang Zaki) sebagai bakal calon gubernur (Bacagub) di Pilkada Jakarta 2024.
Anggota Dewan Pertimbangan Golkar DKI Jakarta Muhammad Uncu Natsir mengatakan, pihaknya merekomendasikan Zaki sebagai Bacagub Jakarta karena di bawah kepemimpinannya, Zaki berhasil menambah perolehan kursi Golkar di DPRD DKI Jakarta.
"Dari yang awalnya enam orang menjadi 10 orang pada Pileg 14 Februari 2024 lalu. Ini kenaikan yang signifikan di bawah kepemimpinan Zaki," ujar Uncu.
Perolehan suara itu menjadikan Golkar menjadi partai pemenang kelima di Parlemen Kebon Sirih, Jakarta Pusat, menggeser posisi Partai Amanat Nasional (PAN). Sehingga, Golkar berhak menempatkan kadernya sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta periode 2024-2029.
DPP Golkar telah memberi penugasan kepada tiga kader terbaiknya untuk menjajaki dan menggalang suara masyarakat Jakarta jelang Pilkada pada November 2024. Yakni, mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua DPD Golkar DKI Ahmed Zaki, dan Wakil Ketua Golkar Erwin Aksa.
"Kami melihat dari ketiga ini secara konkret, nampaknya lebih kepada Bapak Ahmed Zaki Iskandar. Itu dilihat dari keinginan kader-kader di Jakarta," papar Uncu.
Tak hanya itu, Zaki yang juga Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran ini bisa membawa kemenangan saat ajang Pilpres di Jakarta.
Meski, kemenangannya cukup tipis dengan paslon nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, tapi kemenangan yang dibawa Zaki menunjukkan kepiawaiannya dalam memimpin suatu organisasi.
Keunggulan lain, kata dia, Zaki merupakan mantan Bupati Tangerang dua periode dan pernah menjadi anggota DPR RI. Dengan pengalamannya di lembaga eksekutif dan legislatif, Zaki dianggap memiliki kematangan menjadi seorang pemimpin.
"Dari segi hal pendidikannya, beliau (Zaki) ini mengenyam pendidikan Ilmu Pemerintahan untuk S-2 dan baru saja selesai S-3 di Ilmu Pemerintahan. Artinya, kalau kita lihat calon-calon yang sekarang ini kan pengetahuan kepemerintahannya itu secara politik kita semua bisa tahu," jelasnya.
Kendati demikian, popularitas Zaki di masyarakat memang tak setinggi kandidat lainnya seperti Ridwan Kamil. Hal ini berkaca pada sosok Zaki yang sederhana atau low profile, namun pekerja keras.
"Beliau ini pekerja keras, betul-betul pekerja keras. Rugi kita kalau nggak mengusung beliau menjadi pemimpin Jakarta," ujarnya.
Pertimbangan lain mendukung Zaki sebagai Bacagub Jakarta karena dua kandidat lainnya dianggap telah menjadi tokoh nasional. Dia tak memungkiri, nama Ridwan Kamil dan Erwin Aksa itu telah dikenal masyarakat Indonesia secara luas sebagai tokoh politik.
“Ridwan Kamil sudah tokoh nasional walaupun dia pernah jadi Gubernur Jawa Barat, beda dengan Pak Zaki ini memang mengkhususkan diri di Jakarta,” ucap Uncu.
Wantim DPD Golkar DKI pun telah berkomunikasi dengan pengurus Golkar di Jawa Barat. Namun, nampaknya mereka ingin Pak Ridwan Kamil tetap (Pilkada) di Jawa Barat karena sosok Ridwan Kamil jauh lebih dikenal.
"Bagi Golkar, secara nasional beliau (Ridwan Kamil) lebih pas kalau di Jawa Barat, dan masyarakat di sana juga menginginkan itu," ucapnya.
Sementara Erwin Aksa baru terpilih menjadi anggota DPR RI dan menjadi tokoh sentral Kamar Dagang dan Industri (KADIN). Oleh karena itu, penempatan Erwin Aksa lebih cocok di tingkat nasional, bukan di daerah seperti Jakarta.
"Kami berharap beliau (Erwin Aksa) bisa tetap di level nasional, ya siapa tahu saja dalam penyusunan kabinet nanti nyangkut (ditunjuk sebagai Menteri)," tuturnya.
Sementara itu Ketua Wantim Golkar Jakarta Jojo Wahab menambahkan, salah satu prestasi Zaki yang dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Tangerang adalah kehadiran stadion mini di seluruh kecamatan di sana.
Dengan anggaran yang tidak terlalu besar, Zaki bisa membangun stadion mini sebagai sarana olahraga untuk warganya. "APBD Tangerang itu nggak besar, cuma kisaran Rp 7 triliun. Tapi dia bisa bangun stadion mini di 29 kecamatan yang ada di Tangerang," ujarnya.
Selain itu, rekomendasi Zaki sebagai Bacagub Jakarta karena mengacu pada evaluasi yang dilakukan Wantim Golkar DKI. Menurut dia, Wantim yang berjumlah 15 orang telah mengevaluasi kinerja dan kegiatan kepengurusan Golkar di bawah kepemimpinan Zaki.
Dari evaluasi yang dilakukan, banyak akselerasi yang dilakukan Zaki untuk kemajuan Golkar maupun masyarakat sekitar di Jakarta. Meski demikian, dia menyadari keputusan Bacagub Jakarta tetap berada di tangan DPP.
“Pemilihan kandidat ini yang ketuk palu (menyetujui) tetap DPP, tapi kami tetap akan memberikan masukan khususnya kepada DPD Golkar DKI, dan secara informal ke teman-teman DPP," kata dia.