REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer Manchester City Pep Guardiola menepis anggapan tidak ada manajer lain yang bisa memenangkan Liga Primer Inggris selama dia masih memimpin.
Dia menegaskan masih memiliki urusan yang belum selesai di klub. Jika City mengalahkan West Ham di Etihad, mereka akan mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dinobatkan sebagai juara dalam empat musim berturut-turut, menandai gelar keenam mereka dalam tujuh tahun.
Menanggpi rumor dia akan pergi sebelum 12 bulan terakhir kontraknya setelah menciptakan lebih banyak rekor, manajer City tersebut berkeras untuk kembali musim depan.
"Ya, saya punya kontrak. Saya ingin berada di sini tahun depan, ya," kata Guardiola menegaskan dalam konferensi pers pra-pertandingan terakhirnya musim ini, dikutip dari Express, Ahad (19/5/2024).
Selain itu, dia juga membantah anggapan dominasi City merugikan Liga Primer Inggris. "Jika narasinya adalah saya menang dengan selisih 20 poin, saya akan berkata 'ya, saya jenius, saya sangat bagus. Tapi ternyata tidak. Liga Primer yang kami menangi seharusnya bisa dimenangkan oleh tim lain - dan Arsenal bisa memenangkan yang ini," ujarnya.
Guardiola juga mempertahankan rasa hormatnya terhadap Liverpool selama bertahun-tahun, tapi ia menegaskan kemenangan adalah kemenangan. "Kemenangan terdengar menarik, dan semua orang ingin menirunya. Ada banyak pekerjaan di baliknya. Tidak ada yang pernah Anda lakukan di masa lalu yang memberi Anda hak (untuk menang). Ini justru sebaliknya," kata Guardiola.
Untuk mencapainya, ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan semua departemen, staf ruang belakang, departemen medis, departemen kantor, bagaimana mereka peduli terhadap beberapa inci itu. "Sungguh konyol betapa bagusnya keseimbangan itu. Kalau tidak, Anda tidak bisa berada di tempat kami sekarang," ujarnya.