REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Wakil Menteri Parlemen Urusan Luar Negeri Jepang Komura Masahiro membahas peningkatan kerja sama perdagangan kedua negara secara bilateral, regional, dan multilateral, termasuk penyelesaian Protokol Perubahan Indonesian-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).
Zulkifli menyampaikan Indonesia mengapresiasi dukungan Jepang dalam penyelesaian perundingan Protokol Perubahan IJEPA. Indonesia pun mendorong penyelesaian proses legal scrubbing dan penyusunan teks asli protokol dalam bahasa Indonesia dan Jepang.
"Protokol Perubahan IJEPA ditargetkan dapat ditandatangani Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Fumio Kishida sebelum Oktober 2024," ujar Zulkifli melalui keterangannya di Jakarta, Ahad (19/5/2024).
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak juga membahas perkembangan isu regional yaitu ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), mega FTA yang sudah berlaku sejak 2 Januari 2023 di Indonesia.
Indonesia mendorong Jepang mulai membahas implementasi inisiatif proyek kerja sama industri otomotif untuk mobil listrik. Di mana inisiatif tersebut telah disahkan saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Peringatan 50 Tahun ASEAN-Jepang di Tokyo, Jepang, pada 2023.
Selain itu, Jepang memberikan dukungan agar Sekretariat RCEP dapat segera beroperasi penuh tahun ini. "Kami juga meminta dukungan Jepang agar prosedur aksesi RCEP dapat segera difinalisasi secepatnya," kata Zulkifli.
Lebih lanjut, Zulkifli mengajak Jepang untuk mendukung prioritas Keketuaan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) Peru 2024.
Indonesia berpandangan ekonomi APEC terus mendukung sistem perdagangan multilateral melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan pengembangan integrasi ekonomi kawasan melalui Free Trade Area of the Asia-Pacific (FTAAP).
"Sebagai Menteri Perdagangan APEC, diskusi mengenai isu digitalisasi pada fasilitasi perdagangan dan inklusifitas perlu terus didorong," ucapnya.
Jepang merupakan negara mitra dagang Indonesia yang menempati urutan ketiga, baik sebagai negara tujuan ekspor maupun asal impor.
Selama lima tahun terakhir (2019-2023) total perdagangan kedua negara terus mengalami kenaikan dengan tren 9,14 persen. Pada Januari-Maret 2024, total perdagangan Indonesia dan Jepang tercatat sebesar 8,5 miliar dolar AS.
Pada periode itu, ekspor Indonesia ke Jepang tercatat sebesar 5,1 miliar dolar AS dan impor Indonesia dari Jepang tercatat 3,3 miliar dolar AS, sehingga RI mengalami surplus sebesar 1,8 miliar dolar AS. Sementara, pada 2023, total perdagangan kedua negara mencapai 37,2 miliar dolar AS dengan nilai ekspor Indonesia ke Jepang mencapai 20,7 miliar dolar AS dan impor Indonesia dari Jepang tercatat 16,5 miliar dolar AS.