REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan, pernyataan soal pendidikan tinggi sebagai pendidikan tersier memperlihatkan Kemendikbudristek nirempati. Di mana, hal itu dikatakan ketika kondisi ekonomi masyarakat sulit.
"Sebelum menyinggung ranah yang substantif, saya rasa pernyataan Kemendikbudristek ini nirempati," ucap Ketua BEM KM UGM Nugroho Prasetyo Aditama kepada Republika, Ahad (19/5/2025).
Nugroho mengatakan, masyarakat tentu merasa tercekik saat kondisi ekonomi melarat. Ditambah lagi akses terhadap pendidikan dipersempit melalui kebijakan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) di berbagai perguruan tinggi negeri (PTN).
"Faktanya, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan menurun dari 5 persen menjadi 4,9 persen menurut World Bank," jelas dia.