Senin 20 May 2024 07:00 WIB

Delapan Tips Menghindari Ghibah

Ghibah atau menggunjing merupakan jenis perbuatan membicarakan keburukan orang lain.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
Bergosip atau ghibah (ilustrasi)
Foto: johnprattbooker.com
Bergosip atau ghibah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Ghibah atau menggunjing merupakan jenis perbuatan membicarakan keburukan orang lain, yang mana apabila orang tersebut mendengarnya ia akan terluka. Misalnya menyebut kekurangannya seperti hitam, pendek, kurus, bodoh, dan lain sebagainya.

Perbuatan ghibah ini sangat tidak disukai Allah swt dan Rasul-Nya, karena ghibah merupakan penyakit hati yang memakan amal kebaikan dan termasuk perbuatan yang sia-sia.

Baca Juga

Menurut Abu Syahidah dalam bukunya “Menjadi Remaja yang Mulia” menyebutkan, ghibah tidak terbatas pada lisan atau kata-kata saja, namun juga bisa terjadi dengan tulisan atau isyarat seperti kedipan mata, gerakan tangan, dan cibiran. 

Misalnya saja ketika seorang wanita datang kepada Aisyah ra. Ketika wanita tersebut telah pergi, Aisyah mengisyaratkan dengan tanangannya yang menunjukkan yang menunjukkan bahwa wanita itu berbadan pendek. Rasulullah saw lantas berkata; “Engkau telah melakukan ghibah!”

Untuk mengobati kebiasaan gibah, ada beberapa kiat yang bisa kamu lakukan.

Pertama, Selalu kamu ingat bahwa perbuatan ghibah adalah penyebab kemarahan dan kemurkaan Allah serta turunnya adzab dariNya.

Kedua, Takut kebaikanmu akan pindah kepada orang yang di gunjing atau yang di gibah. Jika tidak mempunyai kebaikan sama sekali, maka kejahatan atau dosa orang yang di gunjing akan kamu ambil maka bertambahlah dosa kejahatanmu. Jika selalu mengingat hal ini, niscaya kamu akan berfikir seribu kali untuk melakukan perbuatan ghibah.

Ketiga, Hendaknya mengingat aib diri lebih dahulu sebelum menggibah. Dengan demikian akan timbul perasaan malu pada dirimu sendiri bila membuka aib orang lain, karena dirimu sendiri masih mempunyai aib yang lebih banyak.

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :

"Beruntunglah orang orang yang disibukkan oleh aibnya sendiri daripada membicarakan aib orang lain." (HR. al- Bazzar dengan sanad Hasan)

Keempat, Jika aib orang lain yang hendak digunjingkan tidak ada pada dirimu, maka hendaknya kamu segera bersyukur kepada Allah karena telah menghindarkanmu dari aib tersebut, bukannya malah mengotori diri dengan aib yang lebih besar yang berupa perbuatan ghibah.

Kelima, Selalu ingat bahwa bila membicarakan saudaramu, maka kamu seperti orang yang makan bangkai saudara sendiri, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah swt: 

وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ

لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ  ۚوَاتَّقُوا اللَّهَ  ۚإِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ

رَّحِيمٌ )

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS al-Hujuraat ayat 12)

Keenam, Wajib mengingatkan teman yang sedang melakukan ghibah, bahwa perbuatan tersebut hukumnya haram dan dimurkai Allah. Jadi kamu jangan larut mendengarkan gibah temanmu tapi kamu harus mencegahnya dengan cara mengingatkannya. Kalau kamu tidak mampu mengingatkannya maka kamu harus meninggalkannya.

Ketujuh, selalu mengingat ayat-ayat dan hadits-hadits yang melarang ghibah dan selalu menjaga lisan agar tidak terjadi ghibah.

Kedelapan, selalu berdoa kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya supaya lisannya tidak mudah mengghibah dan supaya Allah meringankanmu menghindarkan diri dari ghibah.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement