Senin 20 May 2024 13:38 WIB

5 Aksi Membicarakan Orang Lain Ini Bukan Termasuk Ghibah yang Dilarang Islam 

Pada dasarnya ghibah dilarang dalam Islam

Rep: Mabruroh / Red: Nashih Nashrullah
Bergunjing, ghibah (ilustrasi). Pada dasarnya ghibah dilarang dalam Islam
Foto: republika
Bergunjing, ghibah (ilustrasi). Pada dasarnya ghibah dilarang dalam Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tidak semua jenis ghibah dilarang dalam agama. Artinya, ada ghibah yang memang diperbolehkan dengan niat dan keadaan tertentu.

Misalnya menggibah dengan maksud dan tujuan yang benar, dan tidak mungkin dicapai kalau bukan melalui jalan ghibah.  

Baca Juga

Dikutip dari buku “Menjadi Remaja yang Mulia” karya Abu Syahidah menyebutkan, ada lima jenis ghibah yang diperbolehkan. 

1. Orang yang mazhlum (teraniaya)

Bila kamu dianiaya maka boleh menceritakan dan mengadukan kezaliman orang yang menzhalimimu kepada seorang penguasa atau hakim atau kepada orang yang berwenang memutuskan suatu perkara untuk menuntut hakmu. Hal ini dijelaskan dalam Alquran surat al-Nisa ayat 148:

لا تُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَن ظُلِمَ“Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya.” 

Maksud ayat ini adalah kalau kamu didzolimi atau dianiaya orang lain maka boleh menceritakan keburukan kedzalimannya itu kepada khalayak. 

Bahkan lebih boleh lagi bila menceritakannya kepada seseorang yang mempunyai kekuasaan, kekuatan, dan wewenang untuk menegakkan amar ma'ruf nahi munkar, misalnya menceritakan kepada seorang pemimpin atau hakim, dengan tujuan mengharapkan bantuan atau keadilan.

Tetapi harus di ingat, bahwa walaupun boleh mengghibah orang yang menzhalimimu, tetapi memaafkan atau menyembunyikan keburukannya adalah lebih baik. Hal ini dijelaskan pada ayat berikutnya, yaitu Surat al-Nisa ayat 149:

إِن تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَن سُوَءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوا قَدِيرًا

"Jika kamu menyatakan kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa."

2. Meminta bantuan untuk menyingkirkan kemungkaran dan agar orang yang berbuat maksiat kembali ke jalan yang benar.

Jika ada teman yang gemar berbuat onar atau maksyiat maka kamu boleh mengghibahnya dengan tujuan isti’anah (minta tolong) pada orang lain untuk mencegah kemungkarannya dan mengembalikannya ke jalan yang benar. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement