Senin 20 May 2024 14:34 WIB

Sisa Panen Raya, Bulog Targetkan Mampu Serap 600 Ribu Ton Beras  

Bayu menyampaikan, akan terus mengoptimalkan penyerapan beras.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Operator mengoperasikan mesin pertanian untuk memanen padi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Ahad (7/4/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda
Operator mengoperasikan mesin pertanian untuk memanen padi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Ahad (7/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Perum Bulog memaksimalkan penyerapan gabah dan beras secara optimal di musim panen yang masih tersisa guna pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Hingga 19 Mei 2024, Bulog telah menyerap sekitar 535 ribu ton setara beras atau 1.050.000 setara Gabah Kering Panen (GKP).

Hal ini disampaikan Direktur Utama Perum BULOG, Bayu Krisnamurthi saat meninjau Sentra Penggilingan Padi (SPP) Karawang di Karawang, Jawa Barat, Senin (20/5/2024).

Baca Juga

"Kami ingin melihat situasi terakhir dari pengadaan gabah dan beras untuk musim panen raya untuk musim MT1 atau rendeng (musim tanam utama) atau musim basah tahun 2024 MT1 2024. Saya bisa sampaikan bahwa total pengadaan Bulog per tanggal 19 (Mei) ini sudah mencapai 535 ribu ton setara beras atau kurang lebih 1.050.000 ton setara gabah," ujar Bayu dalam keterangannya.

Bayu menyampaikan, akan terus mengoptimalkan penyerapan beras dengan waktu panen tersisa sekitar 2-4 pekan yang berbeda setiap daerahnya. Bulog menargetkan mampu menyerap hingga 600 ribu ton setara beras. Jumlah ini kata dia, turun dibandingkan 2023 atau lebih tinggi dibandingkan 2022.

"Bulog akan terus melakukan pengadaan dan kami memperkirakan sampai dgn akhir pengadaan MT1 kita akan bisa mendapatkan lebih dari 600 ribu ton setara beras dan itu angka yang lebih tinggi dibandingkan 2022, sedikit lebih rendah dibandingkan 2023," ujarnya.

Dengan jumlah serapan beras ini, maka stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang ada di Bulog sekitar 1,85 juta ton beras. Menurutnya, kondisi ini menjadi perhatian Bulog mengingat MT1 merupakan panen terbesar sehingga akan terus dioptimalkan guna mengantisipasi hasil panen di MT2.

"Kondisi ini tentu menjadi perhatian kita semua karena sebagaimana diketahui MT1 adalah panen terbesar, jadi untuk MT2 biasanya kita jauh mendapat lebih kecil dari MT1. Tugas bulog untuk terus menjaga stok dengan mengusahakan mengutamakan pengadaan dalam negeri tapi jika diperlukan juga akan melakukan pengadaan luar negeri," ujarnya.

Bayu juga menyampaikan harga gabah saat ini baik di Bulog maupun dari mitra penggilingan sudah berkisar Rp 6.400 sampai 6.500 per kilogram. Bahkan untuk beberapa jenis gabah yang berkualitas baik itu harganya sudah mencapai Rp 7.000 per kilogram.

"Dengan demikian maka beras itu juga ada di kisaran Rp 11.500 sampai Rp 12 ribu. Ini situasi yang kita hadapi pada saat ini," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement