REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen mobil listrik raksasa asal China, BYD, resmi menunda rencana pembangunan pabrik mereka di Chili. Pabrik tersebut rencananya akan digunakan untuk memproduksi bahan baku baterai untuk mobil listrik, yaitu lithium iron phosphate (LFP).
Rencana pembangunan pabrik di Chili oleh BYD ini pertama kali diumumkan oleh agensi pengembangan ekonomi Chili, CORFO, pada tahun lalu. Dalam pernyataan resmi mereka, CORFO menyatakan bahwa pabrik LFP untuk baterai mobil listrik ini rencananya akan mulai dibangun oleh BYD pada penghujung 2025.
Seperti diketahui, Chili merupakan negara penghasil lithium terbesar kedua di dunia. Oleh karena itu, BYD tak ragu untuk menginvestasikan sekitar 290 juta dolar AS atau Rp 4,6 triliun untuk pembangunan pabrik LFP di negara tersebut.
Chief of Americas BYD, Stella Li, menyatakan bahwa BYD belum bisa memastikan kapan proyek pembangunan pabrik tersebut akan dilanjutkan. Li juga mengindikasikan adanya ketidakpastian dan kerumitan di balik proyek pembangunan pabrik tersebut.