Selasa 21 May 2024 06:21 WIB

Perhatikan Adab, Jemaah Haji Diimbau Patuhi Etika Saat Ziarah di Jabal Uhud

Jabal Uhud adalah salah satu tujuan ziarah utama bagi jemaah haji Indonesia di Madinah. Dalam bahasa Indonesia

Rep: Ruskha R/ Red: Partner
.
Foto: network /Ruskha R
.

Dok.kemenag.go.id

TOPNEWS62.COM – Madinah, Selain Masjid Nabawi dan Raudhah, jemaah haji Indonesia kerap mengunjungi sejumlah situs bersejarah, salah satunya Jabal Uhud. Destinasi ini meliputi Masjid Syuhada Uhud, Jabal Rumma (lokasi para pemanah pada Perang Uhud), dan makam para syuhada.

Jabal Uhud adalah salah satu tujuan ziarah utama bagi jemaah haji Indonesia di Madinah. Dalam bahasa Indonesia, "Jabal" berarti bukit. Tempat ini menjadi saksi bisu peristiwa Perang Uhud yang terjadi antara tentara Islam yang dipimpin Rasulullah SAW melawan kaum Quraisy.

Perang Uhud, yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW, berawal dari konflik bersenjata akibat kekalahan kaum Quraisy dalam Perang Badar. Dalam pertempuran ini, 70 sahabat, termasuk paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muthalib, gugur sebagai syuhada.

Selain meneladani kisah heroik Perang Uhud, ada beberapa etika yang perlu dijaga oleh jemaah haji saat berziarah di Jabal Uhud:

1. Kenakan Kartu Identitas dan Gelang Jemaah Haji Indonesia Jemaah haji diwajibkan mengenakan ID Card yang dikalungkan di leher serta gelang identitas. Ini penting untuk memudahkan petugas melacak identitas dan lokasi tempat menginap jemaah jika terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti tersesat atau terpisah dari rombongan.

2. Pakai Atribut Rombongan Selain mengenakan batik haji Indonesia, jemaah juga biasanya memakai atribut seragam dengan rombongan. Hal ini memudahkan identifikasi jika jemaah tertinggal dari rombongan.

3. Hindari Berjalan Sendirian Jemaah disarankan untuk tidak berjalan sendirian atau terpisah dari kelompok. Ini penting untuk menghindari tersesat dan terpisah, serta mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti ditipu oleh oknum penjual di area Uhud.

Dok.kemenag.go.id

4. Lapor ke Ketua Rombongan Saat Pergi ke Kamar Kecil Selalu lapor kepada ketua rombongan dan ajak teman saat ingin ke kamar kecil atau keperluan lain yang memerlukan berpisah dari rombongan. Jemaah sebaiknya tidak berjalan sendirian selama ziarah.

5. Tidak Berdoa dan Berdzikir dengan Keras di Makam Syuhada Uhud Sebagai tamu di negara lain, jemaah harus mematuhi aturan setempat. Jika ada aturan yang berbeda dari kebiasaan di Tanah Air, sebaiknya diikuti. Penjaga makam Syuhada Uhud sering menegur bahkan mengusir pengunjung yang berzikir atau berdoa dengan keras.

“Ya Hajj, mamnu' (tidak boleh),” tegas penjaga makam Syuhada Uhud.

6. Hindari Mencoret-Coret Beberapa jemaah Indonesia kerap meninggalkan coretan nama pada bebatuan di Jabal Rumma, yang merusak keindahan situs sejarah. Cukup tinggalkan kenangan berupa doa-doa dan foto bersama. Menuliskan nama dan asal negara tidak hanya memalukan diri sendiri tetapi juga merusak nama baik Indonesia.

“Mencoret-coret sangat dilarang, dan tidak ada manfaatnya,” jelas Syeh Salih, salah satu penjaga makam Syuhada Uhud.

Dengan menjaga adab dan etika saat ziarah, diharapkan jemaah haji dapat menghormati situs-situs bersejarah dan menjaga nama baik Indonesia.

sumber : https://topnews62.com/posts/307966/perhatikan-adab-jemaah-haji-diimbau-patuhi-etika-saat-ziarah-di-jabal-uhud
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement