REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyantuni anak yatim bukan sekadar suatu kegiatan amal biasa. Lebih dari itu, menyantuni anak yatim adalah panggilan kemanusiaan yang mendalam.
Ketika seseorang memilih untuk menyisihkan waktu, tenaga, dan sumber dayanya untuk memberikan perlindungan, kasih sayang, dan dukungan kepada anak-anak yang kehilangan orang tua, berarti seseorang tersebut memberi arti pada makna sejati dari keberadaannya sebagai manusia.
Dalam salah satu hadis dijelaskan bahwa setiap umat Muslim yang menyantuni anak yatim kedudukannya dengan Nabi Muhammad di surga sama seperti jari telunjuk dan jari tengah.
عَنْ سَهْلِ بَْنِ سَعْدٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم : أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هكَذَ، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئاً