REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN — Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), berupaya memantau secara ketat hewan ternak untuk kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 2024. Pemantauan dilakukan untuk memastikan kondisi hewan ternak sehat dan layak untuk kurban.
Kepala DP3 Kabupaten Sleman, Suparmono, mengatakan, pemantauan dilakukan di pasar hewan maupun tempat-tempat penjualan hewan kurban. “Pemantauan kami lakukan, baik terhadap hewan kurban lokal yang berasal dari wilayah Sleman maupun yang berasal dari luar daerah,” kata dia, Selasa (21/5/2024).
Menurut Suparmono, dinasnya mengantisipasi penularan sejumlah penyakit pada hewan ternak, termasuk antraks. Terlebih, pada 2024 ini, sempat ada laporan kasus penyakit antraks di wilayah Gayamharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman.
“Pengawasan ternak diperketat untuk menghindari penularan penyakit dan menjamin kesehatan, baik pada hewan maupun manusianya, guna persiapan penyembelihan pada saat kurban,” kata Suparmono.
Suparmono mengatakan, saat ini situasi di Pasar Hewan Ambarketawang, Kapanewon Gamping, masih terbilang landai, baik lalu lintas ternak maupun transaksinya. “Namun, kami masih terus melakukan pemantauan. Ada kemungkinan jelang hari H (Idul Adha) terjadi peningkatan,” kata dia.
Berdasarkan data pada 2023, menurut Suparmono, terdata 359 titik penjualan hewan kurban di wilayah Kabupaten Sleman. Untuk memantau hewan kurban itu, kata dia, dikerahkan 167 petugas PNS dan 85 petugas non-PNS.
Adapun penyembelihan hewan kurban pada 2023 dilaporkan berlangsung di 2.561 lokasi. Terdata jumlah sapi yang disembelih 9.432 ekor, domba 12.003 ekor, dan jumlah kambing yang disembelih 2.603 ekor.
“Pada 2023, temuan jumlah kasus cacing hati sapi mencapai 7,78 persen, pada kambing 0,58 persen, dan cacing hati pada domba 0,27 persen,” kata Suparmono.