REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengapresiasi pelaksanaan World Water Forum (Forum Air Dunia/WWF) ke-10 di Nusa Dua, Bali, sebagai upaya menyusun strategi menangani masalah air dan mewujudkan keamanan air bagi dunia.
Macron menyebut, World Water Forum ke-10 mengingatkan masyarakat dunia atas pentingnya air, si "emas biru", sebagai sumber daya yang paling penting bagi kehidupan. "Emas biru, begitu julukannya, selalu menjadi sumber daya utama dan bernilai simbolis tinggi bagi semua orang. Akses air menjadi salah satu faktor independensi dan inter-independensi antar bangsa," kata Macron melalui siaran daring dilansir ANTARA dari Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (22/5/2024).
Ia melanjutkan, forum tersebut semakin mendesak karena komunitas global saat ini harus merespons tantangan akibat dampak perubahan iklim terhadap siklus air yang memengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Perubahan iklim menyebabkan ketidakpastian akses air, desertifikasi, kekeringan berkepanjangan, banjir, dan melelehnya gletser di berbagai tempat di dunia. Masalah air pun dapat menjadi ancaman terhadap ekonomi masyarakat dan semakin menekan masyarakat.
"Terlebih, dalam sembilan dari 10 kasus, air menjadi inti atas tantangan beradaptasi terhadap perubahan iklim," ucap Macron menegaskan.
Namun, Macron optimistis WWF ke-10 akan mencapai keberhasilan sesuai yang diharapkan. Ia mengingatkan bahwa investasi terhadap air merupakan investasi untuk melindungi pembangunan dan kesehatan manusia.
Ia pun menyoroti Bali sebagai tempat berlangsungnya pertemuan yang disebutnya "dapat menginspirasi gerakan internasional", seperti yang terjadi saat KTT G20 pada 2022, di mana Prancis menjadi salah satu anggotanya.
"Anda dapat mengandalkan tekad Prancis untuk menjadikan air isu utama agenda masyarakat dunia," kata Macron.
World Water Forum Ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali, pada 18—25 Mei 2024, membahas konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam. Sebanyak 244 sesi pembahasan terkait air dalam WWF ke-10 diharapkan dapat memberikan hasil konkret mengenai pengelolaan air secara global.
Sebuah deklarasi tingkat menteri juga berhasil disahkan dalam forum tersebut. Usulan Indonesia yang tercakup dalam deklarasi itu adalah pendirian Pusat Keunggulan untuk Ketahanan Air dan Iklim, penetapan Hari Danau Sedunia melalui resolusi PBB, dan pengarusutamaan isu pengelolaan air untuk negara-negara berkembang di pulau-pulau kecil.
Selain itu, kompendium aksi konkret yang mencakup 113 proyek di sektor air dan sanitasi senilai Rp148,94 triliun turut disahkan dalam WWF ke-10.