Kamis 23 May 2024 10:15 WIB

Israel Batalkan Serangan Besar ke Rafah Seusai Bicara dengan AS

AS memperingatkan Israel tidak melakukan operasi besar-besaran di Rafah.

Red: Indira Rezkisari
Warga Palestina yang mengungsi akibat serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza berjalan melalui tenda kamp darurat di Rafah, Gaza, Jumat, 10 Mei 2024.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Warga Palestina yang mengungsi akibat serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza berjalan melalui tenda kamp darurat di Rafah, Gaza, Jumat, 10 Mei 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Israel diduga membatalkan rencananya melakukan serangan besar-besaran ke Rafah di Jalur Gaza. Israel dinilai memilih hanya melakukan serangan yang ditargetkan setelah melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat, lapor The Telegraph.

Laporan surat kabar Inggris itu mengutip seorang pejabat senior AS, yang pada Rabu (22/5/2024) mengatakan Israel telah mempertimbangkan kekhawatiran AS, yang sudah berminggu-minggu memperingatkan mereka agar tidak melakukan operasi besar-besaran di Rafah. "Bisa dikatakan bahwa Israel telah memperbarui rencana mereka. Mereka telah memikirkan banyak kekhawatiran yang telah kami sampaikan... Ini adalah diskusi dan percakapan yang sedang berlangsung. Ini konstruktif," kata sang pejabat. 

Baca Juga

Ia merujuk pernyataan itu pada pertemuan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan di Yerusalem pekan lalu. Sullivan minggu lalu berkunjung ke Arab Saudi dan Israel. Selama lawatannya itu, ia melakukan pertemuan dengan Putra Mahkota dan Perdana Menteri Saudi Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud dan pimpinan Israel.

Sebelumnya pada Mei, Departemen Pertahanan AS memastikan laporan media bahwa pemerintah Biden menangguhkan pengiriman bom seberat 1.800-2.000 pon dan bom seberat 500-1.700 pon ke Israel,