Kamis 23 May 2024 13:12 WIB

146 Monyet Pelolong Mati Akibat Suhu Ekstrem di Meksiko

Monyet ini adalah spesies terancam punah yang endemik di Meksiko selatan.

Seekor monyet howler duduk di dalam kandang bersama yang lain di klinik dokter hewan setelah mereka diselamatkan di tengah suhu yang sangat tinggi di Tecolutilla, negara bagian Tabasco, Meksiko, Selasa, 21 Mei 2024. Lusinan monyet howler ditemukan mati di negara bagian pantai Teluk itu sementara yang lainnya diselamatkan oleh warga yang membawa mereka ke dokter hewan setempat.
Foto: AP Photo/Luis Sanchez
Seekor monyet howler duduk di dalam kandang bersama yang lain di klinik dokter hewan setelah mereka diselamatkan di tengah suhu yang sangat tinggi di Tecolutilla, negara bagian Tabasco, Meksiko, Selasa, 21 Mei 2024. Lusinan monyet howler ditemukan mati di negara bagian pantai Teluk itu sementara yang lainnya diselamatkan oleh warga yang membawa mereka ke dokter hewan setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKO -- Konservasi Keanekaragaman Hayati Usumacinta (Cobius) pada Rabu (22/5/2024) mengatakan sebanyak 146 monyet pelolong, atau Saraguatos, mati akibat suhu ekstrem sejak pencatatan kematian dimulai awal bulan ini.

Monyet ini adalah spesies terancam punah yang endemik di Meksiko selatan.

Baca Juga

Media internasional melaporkan jumlah yang mati mencapai 138. Sejak awal Mei, para ahli lingkungan dan penduduk wilayah bagian Tabasco dan Chiapas telah melaporkan bahwa primata tersebut, yang terkenal karena penampilannya yang tegap dan suara lolongannya yang khas, terjatuh dari pohon karena suhu tinggi dan dehidrasi.

Kementerian Lingkungan Meksiko pada 20 Mei menyatakan penyelidikan akan dilakukan atas kematian sebanyak 80 monyet. Namun, hingga kini, tidak ada pejabat pemerintah yang dapat memberikan data resmi mengenai jumlah monyet yang mati,

Para pejabat menjanjikan untuk mengutarakan angka resmi dan penyebab di balik fenomena suram ini dalam jangka waktu sepekan ini.

Sejauh ini, hanya asosiasi sipil seperti Cobius yang mencoba mendokumentasikan kematian itu dan menerapkan strategi penyelamatan dan dukungan terhadap spesies tersebut, yang dinyatakan terancam punah pada 2022.

Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, yang penduduk asli Tobasco, memerintahkan menteri dalam negeri untuk mulai mengambil langkah yang mendukung spesies tersebut yang juga asli dari kampung halamannya.

Meksiko sedang mengalami gelombang panas ketiga berturut-turut pada 2024. Suhu telah meningkat hingga lebih dari 45C di beberapa wilayah negara tersebut, seperti Tabasco dan Chiapas. Sejauh ini, sebanyak 26 orang dilaporkan tewas akibat suhu tinggi.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement