REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Ademola Lookman merenungkan kepahlawanannya di final Liga Europa dengan menegaskan bahwa dia selalu membayangkan membintangi panggung seperti itu ketika memulai karirnya di Charlton. Lookman menjadi pemain pertama yang mencetak hat-trick di final kompetisi tersebut saat Atalanta mengalahkan Bayer Leverkusen 3-0 untuk memberikan kekalahan pertama musim ini pada juara Bundesliga tersebut.
Ini merupakan perjalanan yang sulit bagi penyerang kelahiran London yang bermain sepak bola internasional untuk Nigeria. Lookman berjuang untuk bersinar di Everton dan RB Leipzig setelah meninggalkan Charlton dan sempat dipinjamkan ke Fulham dan Leicester sebelum menemukan konsistensi di Italia di bawah pelatih veteran Atalanta Gian Piero Gasperini.
Ketika ditanya apakah dia pernah membayangkan menikmati malam yang begitu sukses, Lookman menjawab lugas. "Mungkin ya. Saya selalu percaya diri dengan kemampuan saya dalam menciptakan peluang dan mencetak gol, membantu rekan satu tim, dan membantu mereka," kata Lookman dikutip dari The42, Kamis (23/5/2024).
Ia merasa dalam beberapa tahun terakhir mampu membawa permainannya ke level baru dengan lebih konsisten. "Dan sekarang hal itu telah terjadi dan saya senang dengan kemajuan yang telah saya capai. Ini hanyalah permulaan dan saya berharap akan ada lebih banyak malam seperti ini dan menjadi lebih baik lagi. Itu kuncinya," ujarnya.
Lookman sudah mencetak 30 gol dalam dua musim di Atalanta, namun Gasperini mengaku terkejut dengan perkembangan pemain berusia 26 tahun itu di Bergamo. Ia menceritakan bagaimana Atalanta akhirnya mendatangkan Lookman dari Leicester.
"Kami memiliki manajer senior di Atalanta yang pernah bekerja di Leicester dan melihat bahwa kami memiliki peluang untuk mendatangkannya. Kami pikir dia adalah pemain yang berguna bagi kami, tapi tidak ada yang pernah membayangkan bahwa dia benar-benar bisa membuat kemajuan sebanyak ini," kata Gasperini.
"Dia tidak terlalu produktif di Inggris tapi saya sedikit mengubah posisinya dan memainkannya dalam peran yang sedikit lebih menyerang – dan sekarang dia telah mencapai sesuatu yang akan tetap tercatat dalam sejarah sepakbola," ujarnya.
Kemenangan memberi Atalanta trofi kedua dalam 116 tahun sejarah mereka, enam dekade setelah mengangkat Coppa Italia pada tahun 1963.