Kamis 23 May 2024 23:57 WIB

Bunuh Diri yang Mengkhawatirkan dan Pesan Agung Alquran dan Hadits

Islam melarang perbuatan bunuh diri

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi bunuh diri. Islam melarang perbuatan bunuh diri
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi bunuh diri. Islam melarang perbuatan bunuh diri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Kasus bunuh diri, terus bermunculan, bahkan tak ada habisnya. Kebanyakan motifnya adalah impitan ekonomi.

Berdasarkan Data Bunuh Diri di Indonesia 2018-2023 Data Statistik Pusat Informasi Kriminal Nasional Kepolisian Republik Indonesia (Pusiknas Polri), angka kasus bunuh diri terus meningkat di berbagai daerah di Indonesia. Disinyalir, angka tersebut masih belum menunjukkan data riil di lapangan.

Baca Juga

Republika.co.id sudah mengolah data kasus bunuh diri yang dicatat oleh Pusiknas Polri dalam rentang waktu lima tahun terakhir, yakni periode 2018-2023, setidaknya hingga Jumat (15/12/2023). Berikut data kasus bunuh diri dari tahun ke tahun:

Pada 2018, tercatat ada tiga kasus bunuh diri. Pada 2019 tercatat ada 230 kasus bunuh diri. Paling banyak, sebanyak 127 kasus ada di Polda Jawa Tengah, 36 kasus di Jawa Timur, 33 kasus di Polda Bali dan 11 kasus di Polda Jawa Barat.

Pada 2020, tercatat ada 640 kasus bunuh diri. Paling banyak, 312 kasus ada di Polda Jawa tengah, 117 kasus di Polda Jawa Timur, 93 kasus di Polda Bali, 46 kasus di Polda Jawa Barat.

Pada 2021, tercatat ada 629 kasus bunuh diri. Paling banyak, sebanyak 259 kasus ada di Polda Jawa Tengah, 153 kasus di Polda Jawa Timur, 117 kasus di Polda Bali, 32 kasus di Polda Jawa Barat dan 18 kasus di Polda DIY.

Pada 2022, tercatat ada 902 kasus bunuh diri. Paling banyak, sebanyak 425 kasus ada di Polda Jawa Tengah, 157 kasus di Polda Jawa Timur, 144 kasus di Polda Bali, 50 kasus di Polda DIY, dan 38 kasus di Polda Jawa Barat.

Pada 2023, hingga Jumat (15/12/2023) pukul 13.08 WIB tercatat ada 1.214 kasus bunuh diri. Paling banyak ada 432 kasus da di Polda Jawa Tengah dan 225 kasus ada di Polda Jawa Timur.

Secara total, angka bunuh diri yang tercatat di kepolisian sejak 2018 hingga Jumat (15/12/2023) mencapai 3.618 kasus. Di mana, jumlah kasus tiga terbanyak tercatat di Polda Jawa Tengah dengan 1.557 kasus, Polda Jawa Timur dengan 688 kasus, dan Polda Bali dengan 512 kasus.

Alquran dan As-Sunnah memperingatkan umat Muslim, yang mengalami kekalahan, agar tidak mengambil jalan pintas seperti bunuh diri. Ingat pula firman Allah SWT berikut ini:

وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

"Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman." (QS. Ali Imran ayat 139)

Dalam ayat lain, juga dikatakan:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad ayat 7)

Bahkan Nabi Muhammad SAW telah memberi peringatan kepada umatnya agar tidak merendahkan dirinya sendiri. Ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri RA. Nabi Muhammad SAW bersabda:

 لا يحقر أحدكم نفسه قالوا : يا رسول الله ، كيف يحقر أحدنا نفسه ؟ قال : يرى أمر الله عليه فيه مقال ، ثم لا يقول فيه ، فيقول الله له يوم القيامة : ما منعك أن تقول في كذا وكذا ؟ فيقول : خشيت الناس ، فيقول الله : إياي كنت أحق أن تخشى .

"Janganlah kalian merendahkan dirinya sendiri." Lalu para sahabat berkata, "Bagaimana mungkin kami merendahkan diri kami sendiri?" Kemudian Nabi SAW bersabda, "Melihat apa yang diperintahkan Allah kepada dirinya, kemudian tidak berkata apa-apa atas hal itu (apa yang dilihatnya). Di Hari Kiamat nanti, Allah akan berkata kepadanya, 'Apa yang menghalangi kamu mengatakan ini dan itu?' Lalu ia berkata, 'Aku takut kepada manusia.' Lalu Allah berfirman, 'Aku lebih pantas kamu takuti.'" (HR Ahmad dan Ibnu Majah)

Hadits itu menunjukkan, seorang Muslim tidak boleh merasa rendah diri, mengaku lemah dan tidak pintar. Larangan rendah diri dalam hadis tersebut merujuk pada konteks ketika melihat sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Islam, yang jelas dan nyata. Padahal dia mengetahui apa yang telah menjadi kebenaran. Lalu dengan dalih dirinya yang lemah atau semacamnya, ia pun memilih diam.

Dari hadits tersebut, dapat diketahui bahwa seorang Muslim diperintahkan untuk membela kebenaran di berbagai lini. Derajat yang paling tinggi adalah seseorang mengubah kebatilan menjadi kebenaran dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lidahnya. Jika ia tidak mampu, maka ia menyangkal kepalsuan dalam hatinya sambil mengharapkan kemenangan.

Dalam hadits riwayat lain, Nabi SAW juga memberi pesan penting tentang seperti apa orang kuat yang sebenarnya. Orang kuat dalam pandangan Rasulullah SAW bukanlah yang berotot atau kekar, atau semacamnya. Tetapi adalah mereka yang mencapai tujaun dengan penuh kesungguhan. Adapun seperti apa orang lemah, juga dijelaskan dalam hadits berikut ini.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

"Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta 'ala daripada orang mukmin yang lemah. Pada masing-masing (mereka) memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Bila kamu tertimpa suatu kegagalan, maka janganlah kamu berkata 'Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu'. Tetapi katakanlah 'Ini sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata 'law' (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan setan.'" (HR Muslim)

Sumber: islamweb, dorar

photo
Cara Masyarakat Mencegah Aksi Bunuh Diri - (Republika.co.id)

 

 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement