Sabtu 25 May 2024 04:41 WIB

Bacaan Dzikir Pagi Pembuka Hari Lengkap Arab, Latin, dan Terjemahan

Waktu paling utama melakukan dzikir pagi adalah pada awal hari, yaitu dari subuh.

Umat Muslim berzikir usai melaksanakan shalat dzuhur berjamaah di Masjid Cut Mutia, Cikini, Jakarta, Selasa (12/3/2024).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Umat Muslim berzikir usai melaksanakan shalat dzuhur berjamaah di Masjid Cut Mutia, Cikini, Jakarta, Selasa (12/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dzikir pagi merupakan amalan yang sangat dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Dalam Alquran, berbagai ayat mendorong agar umat Muslim melakukan amalan yang pasangannya adalah dzikir di waktu petang ini.

Allah SWT berfiman:

Baca Juga

وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلً

Artinya: Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. (QS. Al Ahzab: 42).

Dalam buku Dzikir Pagi dan Petang dari Yayasan Cinta Sedekah dijelaskan, waktu yang paling utama dalam menjalankan dzikir pagi adalah pada awal hari, yaitu dari subuh hingga terbit matahari (bukroh). Selain waktu itu, bisa juga dilakukan di waktu longgar atau waktu yang bukan masuk kategori utama, yaitu pada setengah malam terakhir hingga sebelum tergelincirnya matahari di waktu dzuhur.

Bacaan dzikir pagi yang bisa dibaca.

Ta'awud (Dibaca 1 kali)

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

Latin: A'uudzu billaahi minasy-syaithoonir-rojiim.

Artinya: "Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk." 

Ayat Kursi (Dibaca 1 kali) 

 اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Latin: Allahu laa ilaa haillaa huwa hayyul qoyyuum, laa ta’khudzu sinatuu wa laa naum, lahuu maa fissamaawaati wamaa fil ardhi, mandzalladzii yasyfa’u ‘indahu illaa bi’idznihi ya’lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yukhiithuuna bi syai’im min ‘ilmihi illa bi maa syaa’, wa si’a kursiyyuhus samaawaati wal ardhi, wa laa yaudhuhu hifdzu humaa wa huwal aliyyul ‘adhiim.

 “Allah, tidak ada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS. Al Baqarah: 255)

Baca di halaman selanjutnya...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement