Sabtu 25 May 2024 01:22 WIB

Netanyahu Gelar Rapat Darurat Usai Putusan ICJ Perintahkan Israel Setop Serangan ke Rafah

Lebih dari 800 ribu orang telah meninggalkan Rafah akibat invasi darat Israel.

Red: Andri Saubani
Benjamin Netanyahu
Foto:

Sebelumnya sempat dilaporkan the Telegraph, Israel akan membatalkan rencananya melakukan serangan besar-besaran ke Rafah di Jalur Gaza dan memilih hanya melakukan serangan yang ditargetkan. Keputusan itu diambil setelah Tel Aviv melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat.

Laporan surat kabar Inggris itu mengutip seorang pejabat senior AS, yang pada Rabu (22/5/2024) mengatakan Israel telah mempertimbangkan kekhawatiran AS, yang sudah berminggu-minggu memperingatkan mereka agar tidak melakukan operasi besar-besaran di Rafah. 

"Bisa dikatakan bahwa Israel telah memperbarui rencana mereka. Mereka telah memikirkan banyak kekhawatiran yang telah kami sampaikan.. Ini adalah diskusi dan percakapan yang sedang berlangsung. Ini konstruktif," kata sang pejabat. 

Pejabat itu merujuk pernyataan itu pada pertemuan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih --kantor presiden AS-- Jake Sullivan di Yerusalem pekan lalu. Sullivan pada pekan lalu berkunjung ke Arab Saudi dan Israel. Selama lawatannya itu, ia melakukan pertemuan dengan Putra Mahkota dan Perdana Menteri Saudi Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud dan pimpinan Israel.