Sabtu 25 May 2024 17:30 WIB

Anggota Kongres AS Tolak Pengiriman Dana Tambahan ke Ukraina

Rusia peringatkan negara Barat agar tidak terus mengirimkan senjata ke Ukraina.

Pohon aprikot mekar di depan gedung apartemen yang hancur di Izium, wilayah Kharkiv, Ukraina, Sabtu, 6 April 2024.
Foto: AP Photo/Alex Babenko
Pohon aprikot mekar di depan gedung apartemen yang hancur di Izium, wilayah Kharkiv, Ukraina, Sabtu, 6 April 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Kongres AS Thomas Massie mengatakan dirinya menentang pengiriman bantuan dana lebih banyak ke Ukraina dari pemerintah AS kecuali hal itu bisa menciptakan perdamaian.

"Saya telah mengatakan kepada ketua kita, jika Anda ingin mengirimkan 60 miliar dolar (sekitar Rp 958,44 triliun) dengan tujuan untuk mencapai perdamaian, saya mungkin akan menyetujuinya,” kata Massie kepada Sputnik pada Sabtu (25/5/2024).

Baca Juga

"Namun, saya tidak setuju dengan 60 miliar dolar yang kemudian hanya memerlukan 60 miliar dolar lagi," katanya.

Dia menambahkan bahwa kedua pihak yang bertikai di Ukraina pada akhirnya akan kehabisan personel jika terus bertempur.

"Saya pikir tidak bermoral bagi kedua pihak untuk membinasakan orang dalam perang ini," kata Massie.

Sebelumnya pada Jumat (24/5), Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengumumkan bahwa pemerintahnya sedang menyediakan paket baru bantuan senjata ke Ukraina senilai 275 juta dolar AS (sekitar Rp 4,39 triliun).

Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Senin (20/5) mengatakan bahwa AS telah mengirimkan banyak bantuan yang menjadi "prioritas utama" Ukraina dan masih banyak bantuan yang akan diberikan.

Austin mengatakan dirinya mengharapkan kontinuitas bantuan AS ke Ukraina setiap pekan.

Di pihak lain, Rusia memperingatkan negara-negara Barat agar tidak terus mengirimkan senjata ke Ukraina karena hanya akan memperpanjang konflik tetapi tidak mengubah situasi di lapangan.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement