Sabtu 25 May 2024 19:50 WIB

Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Toronto Bersumpah Abaikan Peringatan Kampus

Demonstran pro-Palestina di Universitas Toronto diminta tinggalkan kampus pada Senin.

Demo Mahasiswa Kanada
Foto: ctv.ca
Demo Mahasiswa Kanada

REPUBLIKA.CO.ID, TRENTON -- Mahasiswa pengunjuk rasa pro-Palestina pada Jumat (24/5/2024) bersumpah akan mengabaikan pemberitahuan pelanggaran yang dikeluarkan Universitas Toronto agar mereka berkemas dan meninggalkan lokasi kampus pada Senin (27/5/2024) pukul 8 pagi. Jika para pengunjuk rasa masih ada hingga batas waktu yang ditentukan, petugas universitas mengatakan para pelanggar akan menghadapi "konsekuensi berdasarkan kebijakan universitas dan hukum," menurut pernyataan yang diunggah secara daring oleh kampus.

Para pengunjuk rasa menentang pemberitahuan pelanggaran tersebut. “Itu adalah ultimatum,” kata penyelenggara perkemahan dan mahasiswa tahun keempat Kalliope Anvar McCall pada konferensi pers Jumat, kata CBC News.

Baca Juga

“Mereka mencoba memaksa kami untuk menerima persyaratan yang keterlaluan ini dengan mengancam akan mengusir kami pada saat yang bersamaan.”

Mereka yang tetap tinggal dapat menghadapi skorsing lima tahun atau dikeluarkan dari universitas. Puluhan anggota fakultas dan staf yang telah bergabung dengan kelompok pro-Palestina dapat menghadapi “tindakan disipliner hingga dan termasuk pemutusan hubungan kerja,” kata pihak kampus.

Pihak administrasi universitas menolak permintaan pengunjuk rasa untuk mengakhiri kemitraan dengan universitas-universitas Israel dan memutuskan hubungan dengan Israel dan perusahaan-perusahaan yang mengambil keuntungan dari serangan di Gaza. Namun, pihak kampus menawarkan mahasiswa kesempatan untuk menyampaikan tuntutan mereka pada pertemuan dewan gubernur universitas pada 19 Juni. Selain itu, pemerintah mengatakan akan membentuk kelompok untuk mempertimbangkan pengungkapan dan persyaratan investasi.

“Kami akan terus berada di sini, dan kami akan terus menuntut divestasi,” kata Erin Mackey, juru bicara perkemahan unjuk rasa, menurut National Post.

Namun, meski ada pemberitahuan pelanggaran, satu-satunya media, National Post, melaporkan bahwa penyelenggara perkemahan mengatakan pemerintah setuju untuk bertemu pada Ahad (25/5/2024) untuk melanjutkan negosiasi. Perkemahan para pengunjuk rasa dimulai pada 2 Mei di universitas terbesar di Kanada tersebut yang memiliki hampir 62.000 siswa.

Perkemahan juga didirikan di sekolah pasca-sarjana besar Kanada lainnya, termasuk Universitas Ottawa, Universitas British Columbia, dan Universitas McGill.

 

sumber : Antara, Anadolu
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement