REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BANDUNG -- Sebanyak 38.300 peserta dari kalangan guru ngaji, siswa-siswi, ASN Pemkab Bandung, TNI, Polri, kader PKK, para camat, Organisasi Perangkat Daerah, Ormas/OKP serta pihak lainnya di Kabupaten Bandung mengikuti Gerakan Menulis Alquran (Gelisan). Gelisan ini pecahkan Rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) dengan kategori menulis Alquran terbanyak di Indonesia, Sabtu (25/5/2024).
Gerakan Menulis Alquran yang di antaranya dilaksanakan di Dome Bale Rame Soreang Kabupaten Bandung, turut hadir sekitar 4.500 peserta dan puluhan ribu peserta lainnya tersebar di berbagai tempat di Kabupaten Bandung. Penyerahan piagam penghargaan Rekor MURI dengan kategori gerakan menulis Alquran terbanyak itu pada momen Panggung Hiburan Festival ANTV Rame di Lapangan Upakarti Komplek Pemkab Bandung, Soreang, Sabtu malam.
Hal menarik dalam kegiatan Gerakan Menulis Alquran itu, Bupati Bandung Dadang Supriatna hadir di tengah-tengah para peserta yang mengikuti Gelisan tersebut. Bupati Bandung pun turut menjadi peserta pada Gelisan itu, setelah secara resmi membuka kegiatan pertama kali yang digagas Pemkab Bandung berkolaborasi dengan Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Bandung itu.
Dadang beserta para peserta lainnya mengerjakan penulisan Alquran dengan cara melakukan penebalan pada bagian tulisan Alquran surah Al Fatihah. Sejumlah jajaran Forkopimda Kabupaten Bandung juga turut hadir dan mengikuti Gerakan Menulis Alquran. Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI Aminudin beserta jajaran TNI dan Polri lainnya turut hadir di tengah-tengah ribuan warga yang mengikuti giat Gelisan tersebut.
Bupati Dadang Supriatna mengatakan dengan dilaksanakannya Gerakan Menulis Alquran yang diikuti masyarakat Kabupaten Bandung ini supaya mereka terbiasa menulis dan membaca Alquran. "Karena memang disinyalir ternyata umat Islam di Kabupaten Bandung terutama, secara mayoritas 65 persen tidak bisa menulis Alquran. Maka dengan adanya Gerakan Menulis Alquran mulai dengan diri sendiri, ditulis oleh sendiri, dibaca oleh sendiri dan diamalkan untuk kehidupan sehari-hari," tutur Dadang.
Melalui kegiatan Gelisan itu, Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna, berharap dapat membentuk karakter anak bangsa. "Gelisan ini bagian dari langkah-langkah dan ikhtiar kehidupan masyarakat berakhlakul karimah. Itu tujuan yang paling utama," harapnya.
Kang DS menjelaskan sebanyak 38.300 peserta yang mengikuti Gelisan secara langsung ini, bahkan sampai 43 ribu peserta lebih yang tersebar di Kabupaten Bandung. "Kita lihat antusias masyarakat dalam rangka untuk terus bisa belajar menulis Alquran. Dengan huruf bayang-bayang, kemudian bisa menulis dengan huruf Alquran tersebut. Dengan harapan mereka terbiasa menulis dan menikmati, mencermati, membaca dan akhirnya saya yakin bisa menumbuhkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT," tuturnya.
Kang DS pun mengaku merasa bangga dengan adanya pemecahan Rekor MURI pada pelaksanaan Gelisan se-Kabupaten Bandung dengan jumlah peserta terbanyak di Indonesia. "Dengan adanya kegiatan Gerakan Menulis Alquran, kami merasa bangga karena melihat antusias masyarakat sangat tinggi terutama para guru ngaji. Yang notabene saat ini, guru ngaji sudah dihadirkan di sekolah untuk mengajar mengaji dan menghafal Alquran," katanya.
Saat ini, kata Bupati Bedas ini, ada tambahannya, bukan hanya mengaji dan menghafal Alquran saja. "Tapi menulis Alquran, ini suatu langkah dan inovasi yang luar biasa," ujarnya.
Kang DS juga mengucapkan terima kasih kepada jajaran pengurus Rekor MURI yang sudah memberikan penghargaan kepada Pemkab Bandung dan seluruh jajaran. "Ini suatu awal untuk terus berinovasi-inovasi untuk awal kebangkitan Kabupaten Bandung kedepan. Mengingat tahun 2045 menghadapi Indonesia Emas, sehingga kita tidak bisa menghindar, karena kita harus selalu meningkatkan sumber daya manusia yang profesional, dan paham tentang IT (Informasi dan Teknologi)," ujarnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Bandung ini mengatakan dalam rangka menghadapi Indonesia Emas 2045, peningkatan sumber daya manusia harus diikuti dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana.
"Setelah saya hitung, berapa kebutuhan anggaran untuk sekolah SD yang mencapai 1.390 SD se-Kabupaten Bandung. Ternyata masih membutuhkan sebesar Rp 2 triliun, dan kedepan dibagi lima tahun. Artinya, satu tahunnya kurang lebih sekitar Rp 400 miliar kita harus anggarkan," kata Bupati Bedas ini.
Kemudian infrastruktur, kata Kang DS, kebutuhannya sekitar Rp 1,8 triliun dan dibagi lima tahun kedepan, setiap tahunnya sekitar Rp 350 miliar sampai Rp 400 miliar. "Infrastruktur ini penting karena untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Termasuk lokasi yang masuk lokus tempat-tempat wisata dan ini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan sumber daya manusia yang profesional. Insya Allah Kabupaten Bandung semakin maju kedepannya," katanya.