Ahad 26 May 2024 06:05 WIB

Jamaah Haji Dianjurkan tak Minum Air Zamzam Dingin Selama di Tanah Suci, Ini Alasannya

Jamaah haji diimbau minum air hangat minimal tiga kali sehari.

Red: Qommarria Rostanti
Jamaah minum air zamzam di Masjid Nabawi. Jamaah Indonesia diimbau tidak minum air zamzam dingin selama di Tanah Suci.
Foto: Republika/Agung Sasongko
Jamaah minum air zamzam di Masjid Nabawi. Jamaah Indonesia diimbau tidak minum air zamzam dingin selama di Tanah Suci.

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan dari Karta Raharja Ucu, jurnalis Republika di Madinah, Arab Saudi

MADINAH -- Jamaah haji Indonesia diimbau tidak minum air es atau air dingin selama di Tanah Suci. Tujuannya agar jamaah tidak terserang penyakit seperti batuk dan pilek.

Baca Juga

"Jangan pernah minum air dingin, apalagi air es. Termasuk air zamzam dingin," kata Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Dokter Karmijono di Madinah, Sabtu (26/5/2024).

Dia menganjurkan jamaah haji minum air hangat minimal tiga kali sekali, seperti susu hangat. "Itu (susu hangat) insya Allah bisa mencegah batuk. Jadi sudah udara kering, kalau minum air dingin merangsang efek batuk. Jadi air hangat bisa mencegah batuk," ujarnya.

Lalu bagaimana jika jamaah makan es krim? "Sesekali boleh, tapi setelah itu digelontor air hangat," kata dr Karmijono.

Selain es, dr Karmijono menjelaskan mengapa jamaah haji juga perlu menghindari minum air zamzam dingin. "Itu sama. Itu ada yang cold atau yang non cold, itu insya Allah yang non cold lebih bagus. Kalau minum dingin seolah-olah kebutuhan kita terpenuhi, padahal itu terpenuhi secara palsu. Sebenarnya masih haus, tapi seperti sudah terpenuhi hausnya," ujarnya. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَمَّا رَجَعَ مُوْسٰٓى اِلٰى قَوْمِهٖ غَضْبَانَ اَسِفًاۙ قَالَ بِئْسَمَا خَلَفْتُمُوْنِيْ مِنْۢ بَعْدِيْۚ اَعَجِلْتُمْ اَمْرَ رَبِّكُمْۚ وَاَلْقَى الْاَلْوَاحَ وَاَخَذَ بِرَأْسِ اَخِيْهِ يَجُرُّهٗٓ اِلَيْهِ ۗقَالَ ابْنَ اُمَّ اِنَّ الْقَوْمَ اسْتَضْعَفُوْنِيْ وَكَادُوْا يَقْتُلُوْنَنِيْۖ فَلَا تُشْمِتْ بِيَ الْاَعْدَاۤءَ وَلَا تَجْعَلْنِيْ مَعَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ
Dan ketika Musa telah kembali kepada kaumnya, dengan marah dan sedih hati dia berkata, “Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan selama kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu?” Musa pun melemparkan lauh-lauh (Taurat) itu dan memegang kepala saudaranya (Harun) sambil menarik ke arahnya. (Harun) berkata, “Wahai anak ibuku! Kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir saja mereka membunuhku, sebab itu janganlah engkau menjadikan musuh-musuh menyoraki melihat kemalanganku, dan janganlah engkau jadikan aku sebagai orang-orang yang zalim.”

(QS. Al-A'raf ayat 150)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement