REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT menurunkan empat kitab kitab suci ci samawi yaitu Taurat, Zabur, Injil, dan Alquran pada Ramadhan, meski pada masa tahun yang berbeda.
Nabi lbrahim Alaihissalam telah menerima shuhufnya tanggal 1 atau 3 Ramadhan. Nabi Daud Alaihissalam menerima kitab Zabur tanggal 18 atau 12 Ramadhan. Nabi Musa Alaihissalam menerima Taurat pada 6 Ramadhan. Nabi lsa alaihissalam menerima kitab lnjil tanggal 12 atau 13 Ramadhan.
Dalam Kitab Fadhilah Ramadhan yang ditulis Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi rahmatullah alaih dan diterjemahkan Tim Penerjemah Kitab Fadhilah Amal Masjid Jami Kebon Jeruk Jakarta, diterbitkan Pustaka Ramadhan, menjelaskan demikian juga kitab suci Alquran.
Begitu pula keseluruhan Alquran telah diturunkan dari Lauhul Mahfuz ke langit dunia pada Ramadhan.
Selanjutnya, Alquran diturunkan secara berangsur- angsur menurut kepentingannya selama 23 tahun kepada Nabi Muhammad SAW.
Dari situ dapat diketahui adanya hubungan yang erat antara kitab-kitab suci dan bulan Ramadhan. Oleh karena itu, hendaknya kita membaca Alquran sebanyak mungkin pada bulan ini. Demikianlah kebiasaan para waliyullah. Malaikat Jibril Alaihissalam pun membacakan seluruh Alquran kepada Baginda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam pada bulan Ramadhan, setiap tahun.
Riwayat lain menyatakan bahwa Baginda Nabi Muhammad SAW yang membaca dan Malaikat Jibril Alaihissalam yang mendengarkan.
Dengan menggabungkan dua riwayat tersebut, para ulama menyatakan bahwa mustahab (sangat dianjurkan) kita membaca Alquran dengan cara seperti itu (satu orang membaca, yang lain mendengarkan secara bergantian).
Ringkasnya, hendaknya sedapat mungkin kita bersungguh-sungguh dalam membaca Alquran. Waktu yang tidak digunakan untuk membaca Alquran, sebaiknya jangan pula disia-siakan.
Di akhir hadits di atas, Baginda Rasulullah SAW menganjurkan empat hal agar kita mengamalkannya sebanyak mungkin pada bulan Ramadhan. Yaitu membaca kalimat thayyibah, istighfar, memohon dimasukkan ke dalam surga, dan berlindung dari Jahannam.
Oleh karena itu, seluruh waktu luang yang kita miliki, hendaknya kita gunakan untuk empat amalan tersebut, dan mesti kita anggap hal ltu sebagai suatu keberuntungan. lnilah cara menghargai sabda Baginda Nabi Muhammad SAW.
Apa sulitnya kita membiasakan lidah dengan bershalawat atau mengucapkan kalimah thayyibah dalam kesibukan dunia. Sehingga lisan kita kelak akan terbiasa dengan kalimat-kalimat zikir tersebut.
"Meskipun aku terombang-ambing dalam gelombang zaman, nomun diriku tak pernun lalai dari mengingat-Mu, wahai Tuhan."