REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Pendidikan Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/UNESCO) melirik acara Aceh Muslim Fashion Festival (AMFF) 2024 yang digelar di Jakarta, Sabtu (25/5/2024) malam.
"Tadi ada beberapa pihak yang menghampiri kami, ada perwakilan UNESCO sangat tertarik terhadap pertunjukan fesyen dengan motif Aceh, mereka juga mengundang kami untuk tampil peragaan busana (fashion show) di Paris pada September," kata Penjabat (Pj) Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh, Melani Subarni dalam keterangannya di Jakarta, Ahad.
Menurut dia, acara yang diinisiasi oleh Pemda Aceh itu digelar selama tiga hari dari Jumat (24/5/2024) sampai Ahad (26/5/2024) ini yang bertujuan memamerkan wastra Aceh agar mendunia.
Dalam acara itu, kata Melani, pihaknya mengundang delapan desainer asal Aceh untuk menyulap karya busana muslim yang modis dengan sentuhan wastra khas dari berbagai daerah yang ada di Aceh. Para desainer yang diundang diantaranya Wignyo, Noona by Rania Putri Inayah, hingga Punisouv Aceh Jaya.
Melani berharap perhelatan AMFF yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh ini bisa membuat para desainer Aceh semakin termotivasi dalam berkarya karena hasilnya bisa dilihat masyarakat. Apalagi, kini Jakarta telah menjelma sebagai kota global, sehingga wisatawan asing maupun domestik yang datang bisa menyaksikan langsung karya-karya mereka.
"Melalui kegiatan Aceh Muslim Fashion Festival ini kami berharap para desainer Aceh dapat terus termotivasi untuk berkarya dan mengembangkan keahlian agar tidak tergerus modernisasi," ujarnya.
Melani menilai Aceh memiliki potensi besar untuk melahirkan tren fesyen yang tak kalah menarik dari daerah lain di Indonesia. Tak hanya itu, Aceh memiliki potensi besar untuk menghasilkan tren fesyen yang unik dan inovatif.
"Aceh kaya akan wastra daerah yang menjadi modal para desainer lokal untuk mengembangkan produk fesyennya, dan sudah selayaknya dilestarikan dan mendapatkan kebanggaan masyarakat Indonesia pada umumnya, dan masyarakat Aceh pada khususnya," paparnya.
Menurut dia, masyarakat Indonesia sepatutnya ikut berbangga karena wastra Aceh merupakan salah satu dari sekian banyak wastra nusantara yang telah mendunia. Apalagi terdapat 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh sehingga tingkat keberagaman motif wastra juga cukup tinggi.
Wakil Ketua III DPRA Aceh Safaruddin mengapresiasi acara ini dan akan terus mendorong ajang promosi ini guna menarik para wisatawan untuk berkunjung ke Aceh.
"Tentunya kami akan terus dorong agar kebudayaan dan pariwisata Aceh dikenal, kami tunjukkan Aceh ini juga punya kekhasan, agar ada ketertarikan sehingga kami juga ingin menyambut wisatawan domestik serta internasional untuk datang ke Aceh," kata dia.
Sementara itu, Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal menambahkan AMFF merupakan wadah bagi pelaku UMKM dan ekonomi kreatif untuk memasarkan atau mempromosikan produk lokal dan budaya daerah. Dia berharap karya-karya UMKM dan ekonomi kreatif bisa semakin dikenal masyarakat.
"Selama dua hari ini kami lihat pengunjung antusias datang ke bazar dan tenan-tenan UMKM dan ekonomi kreatif Aceh di ajang AMFF ini. InsyaAllah, melalui kegiatan ini melahirkan akses pasar yang lebih luas dan juga meningkatkan eksposur produk-produk Ekraf Aceh di kancah nasional maupun internasional," kata Kamal.
Dalam ajang ini, para pengunjung disuguhkan pameran dan bazar busana muslim dari UMKM Aceh. Bahkan pengunjung juga bisa menikmati pertunjukan seni dan budaya wilayah tersebut untuk memperkaya dan memperdalam pengetahuan tentang Aceh.