Ahad 26 May 2024 19:17 WIB

Peneliti: Pencemaran Air Dapat Sebabkan Stunting dan Kanker

Masih banyak air limbah domestik yang tidak diolah dan dibuang ke sungai.

Red: Lida Puspaningtyas
Warga menunjukkan ikan sapu-sapu (Hypostomus plecostomus) hasil tangkapannya di sepanjang Sungai Ciliwung kecil, kawasan Pasar Baru, Jakarta, Kamis (29/9/2022). Ikan sapu-sapu merupakan ikan air tawar yang dapat dikonsumsi apabila hasil dari budi daya, bukan dari habitat sungai atau alam liar karena ikan tersebut pemakan segala, sehingga dikhawatirkan ikan itu akan memakan limbah logam berat atau kotoran yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Warga menunjukkan ikan sapu-sapu (Hypostomus plecostomus) hasil tangkapannya di sepanjang Sungai Ciliwung kecil, kawasan Pasar Baru, Jakarta, Kamis (29/9/2022). Ikan sapu-sapu merupakan ikan air tawar yang dapat dikonsumsi apabila hasil dari budi daya, bukan dari habitat sungai atau alam liar karena ikan tersebut pemakan segala, sehingga dikhawatirkan ikan itu akan memakan limbah logam berat atau kotoran yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari Southeast Asian Ministers of Education Organization-Regional Centre for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) Dr Umi Fahmida mengatakan pencemaran pada air dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap kesehatan seperti menyebabkan stunting dan kanker.

“Air yang tercemar kemudian kita konsumsi dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, baik yang sifatnya akut seperti diare maupun kronis seperti stunting dan kanker,” ujar Umi di Jakarta, Ahad (26/5/2024).

Baca Juga

Umi yang juga Country Lead Study Action Against Stunting Hub (AASH) Indonesia tersebut menekankan penting untuk memperhatikan kondisi air yang dikonsumsi oleh masyarakat. Hal itu mengingat air merupakan kebutuhan fundamental bagi setiap aspek kehidupan manusia, termasuk anak-anak.

Studi AASH yang didanai Pemerintah Inggris melalui UK Research Innovation Global Challenges Research Fund (UKRI GCRF) melakukan pendekatan anak secara utuh baik aspek fisik maupun lingkungan pengasuhan termasuk sistem pangan dan kualitas air minum.