Ahad 26 May 2024 20:11 WIB

Jamaah Haji Diberikan Penguatan Saat Tiba di Makkah

Jamaah haji sudah mulai berdatangan ke Makkah.

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Daker Makkah membantu jamaah calon haji Indonesia embarkasi Solo SOC 43 setibanya di hotel, Makkah, Arab Saudi, Sabtu (25/5/2024). Jamaah kloter SOC 43 akhirnya tiba di Makkah setelah terjadi penundaan keberangkatan penerbangan hingga 17 jam akibat rusaknya mesin pesawat Garuda Indonesia.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Daker Makkah membantu jamaah calon haji Indonesia embarkasi Solo SOC 43 setibanya di hotel, Makkah, Arab Saudi, Sabtu (25/5/2024). Jamaah kloter SOC 43 akhirnya tiba di Makkah setelah terjadi penundaan keberangkatan penerbangan hingga 17 jam akibat rusaknya mesin pesawat Garuda Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah haji Indonesia diberi penguatan pemahaman soal ibadah haji, terutama soal persiapan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), setibanya di Makkah Al Mukkaramah.

"Jadi ketika jamaah datang untuk masuk Makkah, jamaah harus umrah wajib dulu. Dua hari setelah datang, baru kami datangi untuk memberikan bimbingan, termasuk persiapan puncak haji," ujar Salah Satu Konsultan Ibadah Haji PPIH Daker Makkah, Afifuddin, di Makkah, Sabtu.

Baca Juga

Penguatan haji ini merupakan Visitasi Edukasi (Visduk) yang dilakukan Seksi Bimbingan Ibadah untuk jamaah Indonesia. Tujuannya agar mereka mengetahui apa yang mesti dilakukan dan dilarang selama di Makkah.

Visitasi Edukasi ini digelar dengan mendatangi langsung hotel-hotel tempat jamaah Indonesia menginap. Setiap harinya, konsultan ibadah akan bergerak dari satu hotel ke hotel lain.

Adapun materi yang diberikan seputar tawaf, sa'i, hingga apa saja yang harus dilakukan jamaah selama masa tunggu haji di Makkah.

"Kita berikan juga materi tentang apa yang mereka harus siapkan, apa yang mereka harus lakukan dalam masa tunggu sampai ke wukuf itu," kata dia.

Ia berharap jamaah Indonesia bisa memahami apa saja yang harus dihindari selama masa tunggu di Makkah. Karena, menurut dia, jamaah haji akan membutuhkan tenaga yang cukup untuk mengikuti proses pelaksanaan puncak haji di Armuzna.

"Ketika jamaah itu tidak paham yang mana yang harusnya dihindari, maka bisa jadi nanti ketika masa tunggu itu mereka melakukan hal-hal yang membuat mereka sakit atau lelah, membuat mereka akhirnya sulit mendapati kondisi di mana mereka akan terhalangi untuk sampai kepada tanggal 9 Dzulhijjah hari wukuf itu," kata dia.

Ia juga terus mengingatkan untuk menghindari hal-hal yang berisiko, seperti terlalu sering keluar hotel dan akhirnya terkena cuaca panas di Makkah.

Afifudin ingin saat puncak haji nanti jamaah haji Indonesia dalam kondisi siap, baik secara fisik dan mental. Apalagi, ibadah haji merupakan ibadah fisik, sehingga sehat menjadi salah satu hal terpenting.

"Ini supaya mereka siap fisik untuk menghadapi hari wukuf yang penting itu, jangan sampai mereka kita biarkan melakukan apa saja yang membuat mereka sakit," ujar dia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement