Senin 27 May 2024 05:31 WIB

Israel Jatuhkan Bom Satu Ton ke Kamp Penuh Pengungsi di Rafah

Israel terus mengabaikan putusan ICJ soal penghentian serangan ke Rafah.

Red: Fitriyan Zamzami
Asap mengepul setelah serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, 24 Mei 2024.
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Asap mengepul setelah serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, 24 Mei 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Pasukan penjajahan Israel (IDF) membombardir lokasi pengungsian yang dipenuhi warga Gaza di Rafah pada Ahad (26/5/2024) malam, menyebabkan sedikitnya 40 orang syahid. Serangan itu dilakukan tiga hari setelah Mahkamah Internasional memerintahkan Israel mundur dari Rafah.

Kantor berita Palestina, WAFA melaporkan, Sedikitnya 40 warga sipil syahid dan lainnya terluka, kebanyakan anak-anak dan wanita, dalam pemboman pendudukan Israel terhadap tenda-tenda pengungsi di Tal as-Sultan barat laut kota Rafah, selatan Jalur Gaza itu. Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa pasukan penjajah menargetkan, dengan setidaknya delapan rudal, tenda-tenda warga Gaza yang mencari perlindungan di kamp yang baru-baru ini didirikan di dekat gudang Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). 

Baca Juga

Video-video yang dilansir media-media Palestina menunjukkan api berkobar di dalam kamp yang dikelilingi tembok seng tersebut. Korban dengan luka bakar parah juga terlihat dievakuasi dari lokasi pengeboman. Jenazah bayi-bayi dengan kondisi mengenaskan terlihat dijejerkan di lantai rumah sakit.

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan bahwa krunya mengangkut sejumlah besar jenazah dan korban luka setelah pendudukan menargetkan tenda-tenda pengungsi di Rafah. PRCS memperingatkan bahwa rumah sakit tidak mampu menangani jumlah korban yang besar ini sebagai akibat dari penghancuran sistem kesehatan yang disengaja oleh pendudukan di Gaza, dan mencatat bahwa beberapa korban diangkut ke pusat kesehatan darurat.