Senin 27 May 2024 07:15 WIB

BNPB Lanjutkan Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Longsor dan Banjir Lahar di Sumbar

Modifikasi cuaca dilakukan agar pembersihan kawasan & pemulihan Sumbar lebih optimal

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas Smart Aviation mengemas garam dari pesawat cessna usai menabur garam untuk modifikasi cuaca di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (15/5/2024). Tim penabur  menaburkan 2 ton garam pada Rabu (15/5/202) ke langit wilayah Sumbar di ketingggian 10-12 ribu kaki dalam kegiatan teknologi modifikasi cuaca pengendalian dampak bencana di daerah itu yang akan dilakukan hingga lima hari ke depan.
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Petugas Smart Aviation mengemas garam dari pesawat cessna usai menabur garam untuk modifikasi cuaca di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (15/5/2024). Tim penabur menaburkan 2 ton garam pada Rabu (15/5/202) ke langit wilayah Sumbar di ketingggian 10-12 ribu kaki dalam kegiatan teknologi modifikasi cuaca pengendalian dampak bencana di daerah itu yang akan dilakukan hingga lima hari ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Upaya penanganan darurat banjir lahar hujan dan longsor di Sumatra Barat terus dilakukan. Salah satunya melalui operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC). Operasi TMC dilaksanakan berdasarkan pertimbangan prakiraan cuaca wilayah Sumatra Barat yang masih berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

"Operasi TMC dalam rangka penanganan darurat galodo Sumbar rencananya akan diteruskan hingga Rabu (29/5) agar pembersihan  kawasan dan fase awal pemulihan dapat dioptimalkan dengan kondisi cuaca yang bersahabat," jelas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari lewat keterangannya, Senin (27/5/2024).

Abdul menjelaskan, BNPB menyiagakan satu unit pesawat caravan PK-SNN sebagai kendaraan operasional TMC yang ditempatkan di Bandara Internasional Minangkabau, Padang, Sumatra Barat. Menurut dia, pada Sabtu (25/5/2024), operasi TMC hanya dapat dilaksanakan sebanyak satu sortie penerbangan.

Hal itu disebabkan karena terdapat pusat tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera Barat, yang menyebabkan kondisi keawanan di Sumatera Barat cenderung belum berpotensi untuk disemai hingga siang hari.

"Untuk mengantisipasi terjadinya hujan intensitas sedang yang mengancam wilayah Sumbar bagian timur laut saat sore menjelang malam hari, penyemaian dilakukan di sore hari," jelas dia.

Adapun kondisi cuaca yang teramati pada Sabtu, setelah operasi TMC pada Jumat (24/5/2024) antara lain wilayah sisi barat Sumatra Barat cenderung menerima hujan dengan intensitas ringan. Wilayah utara, timur, dan selatan Sumatera Barat cenderung tidak terjadi hujan.

Memasuki hari ke kesepuluh operasi pada Sabtu (25/5/2024) sebanyak 24 ton Natrium Clorida (NaCl) telah disebar di wilayah langit Sumatra Barat. Total sorti yang telah dilaksanakan sebanyak 24 sorti dalam 54 jam 21 menit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement