REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Arab Saudi menunjuk duta besar baru untuk Suriah. Pada Ahad (26/5/2024) kantor berita Arab Saudi, SPA melaporkan Faisal Al-Mujfel akan menjadi utusan pertama Arab Saudi di Damaskus sejak Kedutaan Besar Arab Saudi di Suriah ditutup selama perang sipil pada 2012 lalu.
Arab Saudi membuka kembali kedutaannya di Suriah pada awal tahun ini. Setelah hubungan diplomatik dua negara terputus selama lebih dari satu dekade.
Sementara itu Suriah membuka kembali kedutaannya di Riyadh tahun lalu dan menunjuk duta besar baru pada bulan Desember. Pulihnya hubungan Riyadh dan Damaskus menandai perkembangan paling signifikan normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad yang dikecam Arab dan Barat sejak perang sipil 2011.
Arab Saudi yang sangat berpengaruh di dunia Arab, memutuskan hubungan dengan Damaskus setelah tindakan keras Presiden Suriah Bashar Al-Assad pada protes-protes damai pada 2011. Arab Saudi juga mendukung kelompok-kelompok pemberontak yang berjuang untuk menyingkirkan Assad dari kekuasaan. Keanggotaan Suriah di Liga Arab juga dibekukan.
Dengan bantuan Iran dan Rusia, Assad berhasil menguasai kembali sebagian besar Suriah. Sementara Arab Saudi mengatakan mengisolasi Assad tidak akan berpengaruh.
Dalam pernyataan bersama pada bulan April 2023 lalu Arab Saudi dan Suriah sepakat tentang perlunya Suriah menegaskan kontrolnya atas semua wilayahnya "dan mengakhiri kehadiran milisi bersenjata." Dalam pertemuan di Jeddah 12 April 2023 lalu Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan bin Abdullah dan Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat Suriah Faisal Mekdad juga membahas langkah-langkah yang diperlukan untuk penyelesaian politik krisis Suriah yang berkontribusi pada "kembalinya Suriah ke lingkungan Arab."