Senin 27 May 2024 18:24 WIB

Indef Ungkap Dampak Ekonomi Konflik Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel Berbeda

Indonesia perlu waspada pada kedua dampak geopolitik ini.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Lida Puspaningtyas
Warga Palestina ambil bagian dalam protes solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza, di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki Israel, 24 Mei 2024. Pengunjuk rasa minta negara Muslim lakukan intervensi militer.
Foto: Reuters/Ammar Awad
Warga Palestina ambil bagian dalam protes solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza, di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki Israel, 24 Mei 2024. Pengunjuk rasa minta negara Muslim lakukan intervensi militer.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Center of Digital Economy and SMEs Indef Eisha Magfiruha Rachbini mengatakan pemerintah perlu mewaspadai dampak dari geopolitik yang terjadi di Timur Tengah (Timteng), khususnya antara Paletina dan Israel. Eisha menyampaikan ketegangan yang terjadi di Timteng tahun ini memiliki dampak yang cenderung berbeda dari konflik Rusia dan Ukraina pada 2022. 

"Saat perang Rusia dan Ukraina, harga minyak dunia naik cepat dan tinggi menyebabkan krisis pangan, energi, suku bunga naik, perdagangan terhambat, dan pertumbuhan global menurun," ujar Eisha saat diskusi publik Indef bertajuk "Kebangkitan Nasional, Kebangkitan Ekonomi" di Jakarta, Senin (27/5/2024).

Baca Juga

Sementara dalam konflik timteng, Eisha menyebut dinamika harga minyak tidak mengalami lonjakan yang drastis. Namun, Eisha mengatakan pemerintah harus memberikan perhatian dalam menyusun kebijakan sebagai langkah antisipatif terjadinya eskalasi di timteng. 

"Tetap berdampak ke negara berkembang seperti Indonesia yang mana nilai tukar melemah, inflasi meningkat, mitra ekonomi terdampak, dan memberikan gejolak di pasar saham," ucap Dosen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB tersebut.