REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Xavi Hernandez mengakhiri masa jabatannya di Barcelona dengan kemenangan 2-1 atas Sevilla di La Liga Spanyol pada Senin (27/5/2024) dini hari WIB. Saat menjalani konferensi pers terakhirnya sebagai pelatih Barcelona, ada rasa frustrasi yang menghinggap.
Xavi menjelaskan, ia merasa ada beberapa elemen di dalam klub yang menimpakan kesalahan yang tidak semestinya kepadanya.
"Sejujurnya, saya merasa bahwa semua yang telah saya lakukan telah menyebabkan gempa bumi selama dua setengah tahun ini. Dalam banyak kesempatan, banyak pihak yang menuding saya. (Apakah itu dari dalam atau luar?) Secara umum. Kami tidak memiliki ketenangan pikiran, tetapi saya harus menerimanya. Itu adalah hukum sepak bola," kata Xavi dikutip dari Football Espana, Senin (27/5/2024).
Hanis Flick dilaporkan jadi kandidat terkuat sebagai suksesor Xavi. Ia berharap pelatih asal Jerman itu memiliki gambaran yang baik tentang perihal yang akan terjadi di Katalunya.
"Saya harap mereka tahu bahwa mereka memiliki situasi yang sulit. Barca adalah klub yang sulit, namun situasi ekonomi juga tidak menguntungkan. Pelatih baru akan menderita. Bersabarlah karena klub ini tidak mudah," ujar Xavi kepada media, seperti yang dilansir oleh MD.
Menurut Xavi, satu-satunya hal yang akan menyelamatkan dia adalah kemenangan. Ia mencontohkan dirinya telah banyak berada di bawah mikroskop. Ada ekspektasi yang ditimbulkan karena menjadi anggota dari generasi terbaik Barcelona."
"Kami tidak sempurna dan kami juga tidak ingin menjadi sempurna. Kami telah membuat kesalahan dalam banyak hal, terutama musim ini. Pada level taktis kami harus belajar, tapi ini merupakan pengalaman belajar yang luar biasa. Tahun ini kami harus lebih banyak menderita daripada menikmatinya, namun itulah sepak bola. Itulah kehidupan," tegas Xavi.
Xavi juga telah menyatakan bahwa ia ingin terus melanjutkan dan merasa bahwa pekerjaannya di klub ini belum berakhir. Namun konferensi persnya dalam beberapa pekan terakhir mungkin menunjukkan bahwa tidak ada jalan untuk maju. Permusuhan yang terus berlanjut antara dirinya dengan pers, perpecahan di dalam tubuh manajemen, dan kurangnya arahan di atas lapangan membuat musim depan akan dimulai dengan langkah mundur.