REPUBLIKA.CO.ID, Tentara Israel (IDF) lewat pernyataan resminya menyatakan tengah melakukan evaluasi atas pemboman mereka ke Rafah yang kemudian ikut memakan korban jiwa puluhan warga sipil Palestina. Mereka berdalih operasi di Rafah pada Ahad (26/5/2024) adalah serangan presisi yang berhasil menewaskan dua tokoh senior Hamas.
Menurut Menteri kesehatan Gaza, serangan bom IDF menyulut api yang kemudian membakar tenda-tenda dan tempat penampungan sementara para pengungsi. Serangan terbaru IDF di kamp-kamp pengungsian di Rafah ini kemudian menyulut kemarahan dunia internasional.
🔴Eliminated in the precise airstrike in northwest Rafah: Hamas Chief of Staff in Judea and Samaria and an additional senior Hamas official.
Terrorist #1: Yassin Rabia
Rabia managed the entirety of Hamas' terrorist activity in Judea and Samaria, transferred funds to terrorist… https://t.co/iaGrw8WJ4f
— Israel Defense Forces (@IDF) May 26, 2024
Berbeda dengan pernyataan IDF yang menegaskan bahwa serangan mereka di Rafah telah direncanakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemudian menyebut serangan udara di kamp pengungsi itu sebagai 'kesalahan tragis'. Lewat pernyataannya, Netanyahu menyiratkan bahwa, pemboman Rafah pada Ahad bukan sesuatu yang direncanakan sebelumnya. Ia menambahkan penyelidikan terhadap kejadian tersebut sedang berlangsung.
"Di Rafah kami telah mengevakuasi sekitar satu juta warga sipil. Namun tragis di tengah upaya kami mencegah jatuhnya korban dari warga sipil, insiden terjadi kemarin. Kami secara menyeluruh menginvestigasi dan akan belajar dari insiden itu," ujar Netanyahu, dalam pernyataan resmi yang dirilis kantor PM Israel, Senin.
In Rafah, we have evacuated about one million civilians. Tragically, despite our immense efforts to avoid harming non-combatants, an incident occurred yesterday. We are investigating it thoroughly and will learn from it, as is our policy and longstanding conduct.
— Prime Minister of Israel (@IsraeliPM) May 27, 2024
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengutuk serangan Israel terhadap kamp pengungsi di kota Rafah, Gaza. “Saya mengutuk tindakan Israel yang menewaskan puluhan warga sipil tak berdosa yang hanya mencari perlindungan dari konflik mematikan ini,” kata Guterres pada akun media sosial X, Senin (27/5/2024).
Guterrez menambahkan bahwa sudah tidak ada tempat yang aman di Gaza, dan meminta diakhirinya kengerian tersebut. Lembaga PBB yang mengurusi pengungsi Palestina, UNRWA pun mengibaratkan kondisi Jalur Gaza pada Senin (27/5/2024) bak 'neraka di dunia' usai Israel membombardir kamp pengungsian di Rafah, selatan Gaza.
"Informasi yang datang dari Rafah tentang serangan Israel terhadap para warga yang mencari perlindungan sangat mengerikan," demikian pernyataan UNRWA. "Dilaporkan korban tewas termasuk dari kalangan anak-anak dan perempuan," lanjut pernyataan tersebut.