Rabu 29 May 2024 08:49 WIB

Mengapa AS Belum Bisa Mengirim Manusia ke Mars?

AS telah habiskan banyak uang dan waktu mengajukan proposal misi berawak ke Mars.

Rep: Shelbi Asrianti / Red: Friska Yolandha
Foto planet Mars yang diambil rover China Zhurong.
Foto: cnsa
Foto planet Mars yang diambil rover China Zhurong.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Awal bulan ini, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan bahwa mereka mendanai roket revolusioner dengan daya dorong tinggi bernama Pulsed Plasma Rocket (PPR). Targetnya, roket itu dapat melakukan misi berawak ke Mars hanya dalam waktu dua bulan setelah berhasil dibuat. 

"Ini memiliki potensi untuk merevolusi eksplorasi ruang angkasa," kata NASA dalam sebuah pernyataan, dikutip Business Insider, Rabu (29/5/2024).

Baca Juga

Target waktu PPR tujuh bulan lebih cepat dibandingkan dengan teknologi yang ada saat ini dan akan secara drastis mengurangi risiko dan biaya misi berawak ke Mars. Hal tersebut disampaikan oleh Howe Industries, yang mengembangkan konsep tersebut.  

PPR hanyalah salah satu perkembangan terbaru dalam diskusi AS selama puluhan tahun untuk mengirim manusia ke Mars. Pada awal 1960an, misalnya, pesawat luar angkasa bertenaga bom nuklir diusulkan untuk misi itu. Jauh sebelum NASA mendaratkan manusia pertama di bulan, AS telah menghabiskan banyak uang dan waktu untuk mengajukan proposal misi berawak ke Mars, namun belum membuahkan hasil.  

Teknologi bukanlah satu-satunya penghalang. Politik juga memainkan peran besar. Berikut informasi sejarah di balik alasan AS belum pernah merealisasikan misi pengiriman manusia ke Mars, meski telah mengirimkan lebih banyak robot ke planet itu dibandingkan negara lain.

1. 1950-an 

Pada era 1940-an hingga 1950-an, tidak ada yang benar-benar tahu apa yang mungkin ada di Mars. Salah satu orang pertama yang secara serius mengatasi masalah ini adalah Wernher von Braun, pencipta rudal V-2, yang memaparkan rencana rinci pertama untuk mengirim manusia ke Planet Merah, tapi baru sekadar rencana.

2. 1960-an

Pada akhir tahun 1950-an, Theodore Taylor, yang mengerjakan senjata nuklir di Los Alamos, dan ahli fisika teoretis Freeman Dyson memulai rencana ambisius untuk membangun pesawat luar angkasa bertenaga ledakan nuklir bertajuk Proyek Orion. Namun, NASA khawatir jika salah satu dari ratusan bom yang diperlukan untuk bahan bakar roket tersebut meledak. 

Pada 1963, tim mengalami kesulitan mendapatkan peningkatan dana.  Pada tahun yang sama, perjanjian larangan uji coba nuklir ditandatangani, sehingga menghambat kemampuan tim untuk menguji kendaraannya. Proyek ini dibatalkan setahun kemudian. 

3. 1965

Pada 1962, ilmuwan roket Jerman Ernst Stuhlinger yang bekerja di NASA menggagas proyek dengan target mengirim lima kapal berawak ke Planet Merah pada awal tahun 1980an. Namum, diperlukan lebih banyak informasi tentang Mars.

Maka, pada 1964, Jet Propulsion Laboratory NASA meluncurkan wahana pertama yang terbang melewati Mars, yakni Mariner 4. Gambar yang dikirimkan wahana tersebut ke Bumi tidak jelas dan menunjukkan sebuah planet yang tandus dan terpencil, tapi itu adalah gambar close-up pertama dari permukaan Mars.

4. 1970-an

NASA mendaratkan manusia pertama di Bulan pada 1969 sebagai bagian dari program Apollo dan siap untuk langkah besar berikutnya. Pada tahun yang sama, Kelompok Tugas Luar Angkasa yang ditunjuk oleh Presiden AS kala itu, Richard Nixon.

Kelompok itu mengeluarkan laporan yang mendukung target penerbangan manusia ke Mars pada 1982. Namun, sebagian besar laporan itu diabaikan Presiden Nixon dan di tahun 1969 dia memilih program pesawat Ulang-alik, yang tidak melibatkan perjalanan ke Mars.  

1980-an....

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement