REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa orang yang mengklaim sebagai anggota keluarga dari salah satu saksi Partai Demokrat, Sulaiman, mengamuk di gedung Mahkamah Konstitusi (MK). Berdasarkan pantauan di Gedung I Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Rabu (29/5/2024), kejadian itu bermula ketika Sulaiman dibawa masuk ke dalam gedung bersama salah satu kuasa hukum Partai Demokrat.
Sulaiman saat itu terpantau mengenakan pakaian serba hitam dan wajahnya ditutupi dengan masker. Sebagai informasi, Sulaiman dihadirkan untuk menjadi saksi Demokrat dalam perkara PHPU Pileg 2024 Nomor 196-01-14-22/PHPU/DPR-DPRD-XXII/2024. Berlaku sebagai pihak termohon adalah KPU dan sebagai pihak terkait adalah Partai Amanat Nasional.
Lalu, sepasang pria dan wanita dari luar gedung berteriak-teriak menuntut agar bisa bertemu dengan Sulaiman. “Saya kakaknya! Tahu tidak? Semuanya tidak adil! Ada paksaan!” kata kakak Sulaiman yang memakai pakaian berwarna kuning dan berkerudung hitam itu.
Upaya wanita tersebut agar bisa masuk ke dalam gedung digagalkan oleh pihak keamanan. Lalu, ia bersama dua orang lainnya ditanyai oleh salah seorang anggota MK terkait alasan mereka memaksa masuk ke dalam Gedung MK.
Kakak Sulaiman mengatakan, bahwa adiknya dijemput dari rumah sejak Jumat (24/5/2024) dan tidak bisa lagi dihubungi hingga hari ini. “Tidak ada perjanjian. Rencana (Sulaiman) dibawa keluar rumah, pamitan, dan sampai sekarang tidak ada kabarnya,” kata kakak Sulaiman.