REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW -- Kremlin mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin mengangkat mantan pengawalnya Alexei Dyumin sebagai sekretaris Dewan Negara. Lembaga yang bertugas sebagai penasihat untuk kepala negara Rusia.
Setelah terpilih untuk menjabat enam tahun lagi pada tahun ini, Putin menempatkan Dyumin sebagai pembantunya spesialis di industri pertahanan dan tanggung jawab lainnya.
Dalam pernyataan yang dirilis di situs resminya, Rabu (29/5/2024) pagi Kremlin mengatakan Putin menandatangani dekrit yang menunjuk Dyumin untuk menjabat di Dewan Negara. Pada awal bulan ini mantan penasihat Kremlin, Sergei Markov mengatakan banyak orang yang percaya Putin melihat Dyumin sebagai penerusnya.
Putin yang berusia 71 tahun akan kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk enam tahun lagi. Diprediksi ia akan terus berkuasa selama bertahun-taun mendatang dan tidak ada informasi yang dapat diandalkan mengenai siapa yang dianggap akan menjadi penerusnya.
Namun Dyumin, masuk dalam daftar elit politik Moskow yang dianggap akan menjadi penerus Putin. Dyumin yang berusia 51 tahun masuk ke Kremlin pada awal bulan ini setelah menjabat sebagai gubernur wilayah Tula.
Dyumin bergabung dengan Badan Pasukan Federal (FSO) yang merupakan elit keamanan Kremlin pada tahun 1995. Ia kemudian menjadi pengawal Putin di masa jabatan pertama dan kedua pemimpin Rusia itu. Ia juga pernah menjabat sebagai kepala badan intelijen domestik Rusia (GRU).
Sementara itu ketegangan Putin dengan Barat akibat perangnya di Ukraina semakin memanas. Pada Selasa (28/5/2024) lalu ia memperingatkan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sedang bermain api dengan mengusulkan mengizinkan Ukraina menggunakan senjata-senjata Barat untuk menyerang ke wilayah Rusia.
Menurut Putin langkah tersebut dapat memicu konflik global. Putin semakin sering berbicara mengenai meluasnya perang di Ukraina yang berusia dua tahun menjadi konflik global. Sementara Barat masih kesulitan mencari cara apa yang perlu dilakukan untuk mencegah pasukan Rusia terus memperluas wilayah di Ukraina.