REPUBLIKA.CO.ID, BANGKA -- Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bersama Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengembangkan ekonomi berbasis digitalisasi di pondok pesantren, guna menciptakan pengusaha-pengusaha muslim tangguh.
"Kita harus memikirkan ekonomi moderen dan digitalisasi di pesantren dan masjid," kata Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid saat menjadi pembicara di Ijtma' Ulama Komisi Fatwa Indonesia VIII di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Sungailiat Bangka, Rabu (29/5/2024).
Ia mengatakan KADIN bersama DMI dan generasi muda di pondok-pondok pesantren mencoba mengembangkan usaha moderen berbasis digital ini, karena generasi muda ini sangat inovatif dalam kemajuan teknologi ini.
"Hal-hal ini yang bisa kita kembangkan, namun balik lagi pola pikir harus kita rubah," ujarnya.
Ia menyatakan saat ini hanya ada satu pengusaha muslim dari 10 pengusaha terbesar di Indonesia dan hanya 12 pengusaha muslim dari 100 pengusaha terbesar di dunia.
"Bagaimana kita bisa mensejahterakan umat, bila mana kita tidak memiliki pengusaha-pengusaha muslim tangguh dan besar yang bisa membantu umat lainnya," katanya.
Ia mengajak umat muslim berlomba-lomba berwirausaha, bahwa berdagang dan berusaha itu merupakan bagian dari ibadah kepada Allah SWT.
"Nabi Muhammad SAW saja berdagang dan istrinya Siti Khadijah adalah pengusaha besar. Oleh karena itu, mari kita melihat ke sana, pengembangan Islam yang dahulu sangat pesat dan akhirnya Islam kemana-mana itu karena berdagang," katanya.