Kamis 30 May 2024 08:24 WIB

AS: Israel Harus Singkirkan Semua Penghalang Bantuan Kemanusiaan

Serangan udara Israel ke tenda pengungsi di Rafah memicu kebakaran, 45 syahid.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Dua aktivis yang tergabung dalam Solidaritas Seni untuk Palestina menyalakan lilin saat aksi Hari Berkabung Internasional untuk Palestina di Monumen Solidaritas Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/5/2024). Mereka mengecam tindakan Israel yang menghancurkan tenda pengungsi di Rafah, Palestina pada 26 Mei lalu dan mengusulkan kepada pemerintah untuk memperingati 26 Mei sebagai Hari Berkabung Internasional untuk Palestina.
Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Dua aktivis yang tergabung dalam Solidaritas Seni untuk Palestina menyalakan lilin saat aksi Hari Berkabung Internasional untuk Palestina di Monumen Solidaritas Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/5/2024). Mereka mengecam tindakan Israel yang menghancurkan tenda pengungsi di Rafah, Palestina pada 26 Mei lalu dan mengusulkan kepada pemerintah untuk memperingati 26 Mei sebagai Hari Berkabung Internasional untuk Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Duta Besar Amerika Serikat (AS) di PBB Robert Wood mengatakan Israel harus berbuat lebih banyak dalam melindungi warga sipil Palestina di Gaza. Ia juga mengatakan Israel harus "menyingkirkan semua penghalang pada aliran bantuan yang melalui perbatasan dan rute-rute" menuju Gaza.

"Berlanjutnya pola kerugian signifikan warga sipil yang disebabkan insiden-insiden seperti serangan udara pada Ahad merusak tujuan-tujuan strategis Israel di Gaza," kata Robert pada Dewan Keamanan PBB, Rabu (29/5/2024).

Baca Juga

Serangan udara Israel ke tenda-tenda pengungsi di Rafah memicu kebakaran dan menewaskan 45 orang. Israel yang merupakan sekutu AS mengatakan mereka mengincar milisi Hamas dan tidak berniat melukai warga sipil.

Aljazair mengajukan rancangan resolusi yang memerintahkan Israel untuk "segera menghentikan serangan militer" ke Rafah pada Dewan Keamanan PBB. Pada wartawan, Wood mengatakan AS meninjau rancangan resolusi itu, tapi kemungkinan tindakan PBB tidak akan membantu atau mengubah situasi di lapangan.

Rancangan resolusi itu juga merujuk putusan Mahkamah Internasional pada 24 Mei lalu yang memerintahkan Israel segera menghentikan serangannya ke Rafah. Kemajuan dari kasus yang diajukan Afrika Selatan atas genosida yang dilakukan Israel di Gaza.

Wood mengatakan posisi AS serupa dengan putusan yang meminta Israel menghindari operasi militer besar di Rafah yang beresiko memakan banyak korban jiwa dari warga sipil.

Pada Selasa (28/5/2024) kemarin AS mengatakan serangan udara Israel ke zona kemanusiaan di Rafah akhir pekan lalu tidak termasuk operasi serangan besar yang dapat mengubah kebijakan AS terhadap Israel.

PBB mengatakan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza sangat terbatas sejak Israel mulai menggelar operasi militer ke Rafah tiga pekan yang lalu. Sementara pemukiman yang dihuni 2,3 juta orang itu semakin dekat dengan kelaparan.

Wood mengatakan harus ada yang dilakukan agar bantuan masuk dan dapat distribusikan dengan aman di Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sudah lebih dari 36 ribu rakyat Palestina tewas dalam serangan Israel tujuh bulan terakhir. Israel mengatakan ingin menumpas formasi terakhir Hamas yang mereka yakini bersembunyi di Rafah.

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement